Lelang Premier: Rumah lelang terbesar di Kota Wu Tan yang juga merupakan bagian dari keluarga terkaya di Kekaisaran Jia Ma, Keluarga Premier.
Keluarga Premier sendiri adalah keluarga lama yang cukup kuat di Kekaisaran Jia Ma selama beberapa abad. Mereka memiliki jaringan yang cukup kuat, bahkan ada rumor yang mengatakan kalau Keluarga Premier memiliki hubungan dekat dengan Kekaisaran Jia Ma.
Di dalam Kekaisaran Jia Ma, Keluarga Premier, Keluarga Nalan, dan Keluarga Ritter adalah tiga keluarga paling besar yang memiliki koneksi di bidang perdagangan dan militer.
Oleh karena itu, dengan dukungan Keluarga Premier, tak peduli seberapa banyak keuntungan yang didapatkan oleh rumah lelang tersebut, tak akan ada yang berani mengusik mereka.
....
Melihat rumah pelelangan di ujung jalan, Xiao Yan menyelinap masuk ke dalam gang tersembunyi dan segera memakai
Jubah hitam itu tidak hanya menutupi wajah Xiao Yan, tapi juga membuat tubuhnya yang kurus jadi terkesan lebih besar. Bahkan jika Xue Er bertemu dengan sosok berjubah ini, dia tidak akan mengenali jika sosok tersebut adalah Xiao Yan…
Setelah mengenakan jubah hitam, Xiao Yan membuang napas lega. Bukannya Xiao Yan yang terlalu berhati-hati, tapi dia bersikap seperti ini karena nilai Obat Dasar itu begitu berharga. Bagi Klan, daya tarik Obat Dasar tersebut begitu besar. Jika seseorang bisa membuatnya, maka itu artinya pertumbuhan generasi muda Klan akan lebih cepat, yang mana itu artinya sangat berdampak positif dan akan sangat berguna bagi Klan.
Untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan, Xiao Yan pun harus menyembunyikan dirinya…
Dengan hati-hati menyentuh botol giok berwarna putih yang sedikit dingin, Xiao Yan perlahan berjalan keluar dari gang menuju rumah pelelangan di ujung jalan.
Melalui tatapan tajam para penjaga, Xiao Yan masuk ke dalam rumah pelelangan tanpa berhenti.
Begitu Xiao Yan memasuki rumah, hawa panas matahari berganti dengan hawa dingin ruangan. Membuat mereka yang masuk ke dalam rumah pelelangan merasa seperti telah memasuki dunia baru.
Memperhatikan ruangan mewah di depannya, Xiao Yan segera menyadari keberadaan ruangan di sampingnya. Pada pintu masuk ruangan tersebut terdapat tulisan "Ruang Pemeriksaan" dengan huruf yang tampak berkilau.
Melangkah masuk, ruangan tersebut tampak kosong dengan hanya ada seorang pria paruh baya yang duduk di sana dengan tampang bosan. Mendengar pintu terbuka, pria itu mengangkat kepalanya dan, setelah melihat jubah hitam Xiao Yan, alisnya berkerut ringan. Tak lama kemudian, menampilkan senyum profesional: "Tuan, apa ada sesuatu yang harus kami periksa?"
"Ya." Dari dalam jubah hitam, terdengar suara tua berkata. Suara Yao Lao!
Xiao Yan berjalan mendekat dan meletakkan botol giok putih di depan pria paruh baya itu.
Tampak kebingungan, pria paruh baya itu dengan hati-hati mengambil botol giok putih dan mengendusnya. "Ini?", Ekspresi wajahnya pun tampak berubah dan ketika dia kembali menatap sosok berjubah hitam itu, dia tampak hormat: "Tuan, apa Anda seorang Alchemist?"
"Ya." Suara tua itu kembali terdengar.
"Boleh aku bertanya, Obat.... Apa yang di dalam botol ini? Apa manfaat obat ini?" Menyadari dia sedang berhadapan dengan seorang Alchemist, pria paruh baya itu bertanya dengan lebih hormat.
"Obat Dasar: Obat ini bisa meningkatkan kecepatan pelatihan Dou Qi tapi hanya bisa digunakan oleh orang-orang yang berada di bawah level Dou Zhe."
"Oh? Bisa meningkatkan kecepatan pelatihan Dou Qi?" Mendengar perkataan Yao Lao, ekspresi pria paruh baya itu pun berubah. Siapapun tahu jika Dou Qi hanya bisa dilatih dengan serangkaian obat namun karena jalur Qi setiap orang cukup lemah pada level ini, jika efek obatnya terlalu tinggi, maka jalur Qi orang itu akan meledak dia akan mati…
"Obat mujarabku tidak memiliki efek samping dan kekuatan obat ini cukup aman jadi tidak akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan." Seolah-olah mengetahui apa yang dipikirkan oleh pria paruh baya itu, suara tua itu pun kembali menjelaskan dengan tenang.
Dengan ekspresi yang kembali berubah, pria paruh baya itu dengan hati-hati meletakkan botol giok putih di atas meja di depannya dan bertanya dengan hormat: "Tuan, bisakah Anda menunggu sebentar? Aku harus bertanya pada Tuan Gu Ni yang bertanggung jawab untuk memeriksa obat di pelelangan ini!"
"Tentu, cepatlah." Tanpa merasa harus bersikap sopan, Xiao Yan pun melambaikan tangannya kemudian duduk di kursi di sampingnya.
Pria paruh baya itu segera menganggukkan kepala dan buru-buru meninggalkan ruangan.
Xiao Yan tetap duduk tenang di kursinya tanpa berbincang dengan Yao Lao. Lebih baik berhati-hati saat berada di tempat orang lain. Siapa tahu ada sesuatu yang bisa mendengarkan percakapan mereka.
Setelah menunggu selama beberapa saat, pria paruh baya itu kembali dengan tetua berjubah hijau yang rambutnya sedikit memutih.
Tidak ada bintang emas di dada tetua itu tapi justru terdapat tanda yang seperti tungku alchemy dengan dua garis silver berkilau anggun.
"Tuan, perkenalkan ini Gu Ni Master pelelangan kami. Dia adalah seorang tiga Da Do Shi kecil! Selain itu, dia juga Alchemist tier kedua!" Pria paruh baya itu dengan hormat memperkenalkan seseorang yang datang bersamanya.
Mengetahui siapa penatua itu, alis Xiao Yan terangkat. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan seorang Alchemist selain Yao Lao. Dengan teliti dia mengamati tetua tersebut.
Sang tetua memiliki wajah merah dan meskipun jubah hijaunya tampak biasa saja, terdapat irisan cahaya berkilat di atasnya. Tentunya, jubah itu memiliki Sari Monster yang tertanam di dalamnya. Wajah tetua itu tampak angkuh, khas semua Alchemist.
Sementara Xiao Yan memperhatikan Gu Ni, Gu Ni juga mengamati orang yang ada di depannya itu. Tidak seperti para Dou Zhe, Alchemist sangatlah dihormati oleh berbagai kalangan. Oleh karena itu, ketika Gu Ni mengamati Xiao Yan, dia juga mencoba menebak siapa Alchemist itu.
Pria paruh baya itu pun dengan hati-hati mengambil botol giok yang berada diaatas meja dan menyerahkannya pada Gu Ni…
Mengambil botol giok putih, Gu Ni mengendus aromanya sambil menutup mata. Membuka pelan botol tersebut, dari tutup botolnya cairan hijau perlahan menetes di tengah telapak tangan Gu Ni.
Menatap cairan hijau tersebut, Gu Ni kemudian mencelupkan jarum perak yang mana ujung jarum itu kemudian menunjukkan sedikit tanda Dou Qi. Perlahan masuk ke dalam cairan hijau dan mengaduknya perlahan…
Mengaduk menggunakan jarum, wajah tenang Gu Ni perlahan berubah serius. Beberapa saat kemudian, dia menaruh cairan hijau tersebut kembali ke dalam botol. Ketika dia kembali menatap Xiao Yan, wajah arogannya tampak memperlihatkan rasa hormat. Berbalik pada pria paruh baya, dia kemudian berkata: "Ini obat mujarab tier kedua. Semua yang dia katakan tadi benar!"
Mendengar itu, pria paruh baya itu menghela napas lega kemudian tersenyum riang pada Xiao Yan: "Tuan, apa kau berniat melelang Obat mujarab ini?"
"Ya, bisa kau lelang obat ini secepatnya?"
"Hehe, tidak masalah. Tuan, silahkan bawa ini dan pergi ke ruang lelang. Untungnya, saat ini kita sedang mengadakan pelelangan di sana jadi Obat mujarabmu bisa segera dilelang!" Pria paruh baya itu tersenyum sambil menyerahkan sebuah kartu logam berwarna hitam.
"Oke." Mengambil kartu hitam tersebut, Xiao Yan segera meninggalkan ruangan.
"Tuan Gu Ni, apakah dia benar-benar seorang Alchemist?" Sesudah Xiao Yan menghilang dari pandangan mereka, pria paruh baya itu berbisik pada Gu Ni.
"Ya, dia seorang Alchemist. Ketangkasan Persepsi Jiwanya, tidak mungkin salah…" Gu Ni mengangguk dengan dahi berkerut kemudian menggumam: "Tapi dari mana dia? Aku tidak pernah mendengar ada seorang Alchemist yang bisa membuat pil dengan tier kedua di Kota Wu Tan."
"Haruskah aku menyelidikinya?"
Gu Ni terdiam sebelum menggelengkan kepalanya: "Tidak sekarang. Semua Alchemist memiliki perangai yang tidak bisa ditebak dan jika dia tahu kau berusaha menyelidikinya, dia tidak akan menyukai tempat pelelangan ini. Menjadi musuh seorang Alchemist yang misterius bukanlah hal yang baik."
Berbalik, Gu Ni berkata pelan: "Agar dia memiliki kesan yang bagus pada tempat lelang ini, kau tahu harus bagaimana kan?"
"Hehe, aku mengerti."
"Ingat, bahkan meski kita tidak bisa berteman dengannya, jangan mencari gara-gara dengannya. Kalau tidak…" Tanpa melanjutkan perkataannya, Gu Ni meninggalkan ruangan.