"Xiao Yan ge-ge."
Gadis muda itu berdiri malu-malu di depan Xiao Yan, dengan tangan di belakang tubuhnya. Dia sedikit membungkuk ke depan dan mata indahnya berbinar layaknya bulan sabit. Nampak dua lesung pipit di wajahnya.
Mengalihkan tatapan matanya dari gulungan di depannya, Xiao Yan menatap gadis muda di depannya kemudian mengalihkan pandangannya ke seluruh aula. Menyadari tatapan semua orang tertuju padanya, Xiao Yan berkata: "Nona, aku tau kau cukup mempesona tapi kau tidak perlu membaginya denganku, kan?"
"Hehe." Tersenyum, Xun Er duduk di samping Xiao Yan dan dengan malas meregangkan tubuhnya ke belakang memperlihatkan lekukan tubuh yang ditampakkan pakaian ketatnya. Mengambil gulungan kertas secara asal dari rak buku, Xun Er menatap Xiao Yan kemudian bertanya, "Xiao Yan Ge-ge sudah mencapai Duan Qi 4?"
Mendengar itu, Xiao Yan yang asyik dengan gulungannya pun mendongak. Dalam 10 tingkat Duan Qi pertama, kekuatan Dou Qi-nya masih cukup lemah dan hampir tidak dideteksi. Sehingga mustahil mengetahui tingkat Dou Qi seseorang, kecuali jika dia sedang menggunakan Dou Qi atau menggunakan monument pengujian. Tapi beberapa saat yang lalu, Xun Er hanya memandang Xiao Yan sebentar dan sudah bisa mengetahui tingkatan Duan Qi nya. Benar-benar mengejutkan…
Gadis ini, sebenarnya siapa dia? Teknik Dou yang baru saja dia gunakan dalam pertarungan dengan Xiao Ning adalah Teknik Dou level tinggi yang tidak dimiliki oleh seorang pun di Klan ini… Mengingat beberapa keanehan Xun Er, Xiao Yan memiringkan kepala dan tersenyum pada Xun Er yang ada di sampingnya. Sembari mengangkat bahu, dia mengangguk: "Duan 4."
Melihat Xiao Yan mengangguk, senyum di wajah Xun Er melebar lalu dia berkata: "Ini karena latihanmu setengah bulan terakhir bukan?"
"Ya." Mengangguk pelan, Xiao Yan tidak menyangkalnya kemudian kembali menatap gulungan kertasnya sambil bertanya: "Bagaimana kau punya waktu untuk berkelahi dengan seseorang?"
"Aku bosan!" Mengangkat bahu menirukan Xiao Yan, Xun Er tersenyum sambil menunjukkan wajah sedih: "Setelah pertemuan kita yang sebelumnya, Xiao Yan ge-ge tidak pernah lagi mengunjungi Xun Er. Apa Xiao Yan ge-ge takut Xun Er akan menagih uang itu?"
Xiao Yan terdiam kemudian tertawa canggung: "Ritual upacara kedewasaan dilaksanakan tahun depan, jadi apa kau pikir aku masih punya waktu untuk tidak berlatih?" Mengangkat kepalanya kemudian melihat wajah sedih Xun Er, dia menepuk kepala Xun Er dengan ringan kemudian berbisik: "Aku akan coba meluangkan waktu untuk Xun Er mulai sekarang."
Mendengar janji Xiao Yan, wajah mungil Xun Er kembali tenang. Tapi percakapannya dengan Xiao Yan membuat semua orang yang ada di dalam Aula menatap marah pada Xiao Yan.
Melihat Xiao Yan dan Xun Er duduk berdua di bawah rak buku, wajah Xiao Ning tampak muram dengan tangan terkepal…
Menjadi cucu dari tetua teratas Klan, Xiao Ning selalu menganggap dirinya istimewa. Bagi Xiao Ning, dia telah menetapkan Xun Er sebagai istrinya. Namun tentu saja dalam benak Xiao Ning sendiri…
Tapi melihat "istri" nya bermain mata dengan orang lain membuat Xiao Ning benar-benar iri, apalagi orang yang Xun Er goda adalah orang "cacat" yang ada di Klan.
Dengan kemarahan yang tampak di matanya, Xiao Ning menghela napas berat kemudian tersenyum tenang. Merapikan pakaiannya yang berantakan, di bawah tatapan semua orang yang ada di Aula, dia berjalan ke arah dua orang tersebut.
Orang-orang yang berada di Aula pun menyeringai senang saat melihat Xiao Ning berjalan menuju Xun Er dan Xiao Yan. Tentu saja, seringai mereka tidak ditujukan pada Xiao Ning melainkan pada Xiao Yan yang tampak bodoh.
Menatap garis edar Qi yang digambarkan pada gulungan itu, Xiao Yan menghafalkan titik-titik tekanan dan jalur Qi yang diperlukan untuk Tangan Batu Penghancur.
Menghela napas, alis Xiao Yan yang awalnya tenang menjadi berkerut. Dengan Jiwa Persepsi yang kuat, Xiao Yan mampu menyadari sikap orang-orang di aula, termasuk Xiao Ning yang sedang berjalan ke arahnya.
Gadis ini membawa banyak masalah! Mendesah, Xiao Yan menggulung kembali gulungan yang ada di tangannya.
"Hehe, Xiao Yan
Xiao Yan kembali menaruh gulungan tersebut ke rak buku dan menggelengkan kepala: "Terima kasih tawarannya tapi saat ini aku tidak membutuhkannya."
"Oh, hehe, aku lupa… Xiao Yan Biao-Di hanya punya Duan Qi 3 jadi akan sulit untuk mempelajari teknik level tinggi." Memijat dahinya ringan, Xiao Ning tersenyum. Nada mengejek terdengar darinya.
Xiao Yan kembali mendesah: Xiao Ning sengaja mengejeknya…
Xiao Yan tersenyum kemudian berkata: "Aku tahu kau berusaha untuk menarik perhatian Xun Er tapi, aku harus bilang, kau sedikit kenak-kanakan…"
Mendengar cemoohan Xiao Yan, wajah Xiao Ning berubah muram. Dia tidak pernah menyangka Xiao Yan yang biasanya diam akan punya keberanian melawannya. Dia berkata menyindir: "Sepertinya Xiao Yan Biao-Di cukup mempertimbangkanku. Bagaimana kalau kita menguji kemampuan kita? Itu akan membantu melihat seberapa banyak Biao-Di menaikkan kemampuan dalam beberapa tahun terakhir."
"Haruskah aku menguji kemampuanku melawanmu?" Menaruh gulungannya, Xun Er menatap dengan dingin.
Xiao Ning terbelalak melihat Xun Er berbicara melindungi Xiao Yan. Rasa irinya semakin terbakar, Xiao Ning mengejek: "Apa kau hanya bisa bersembunyi di belakang perempuan?"
Xiao Yan berjingkat meraih gulungan lainnya, meniup debu di atasnya dan menjawab Xiao Ning dengan datar.
"Kenapa kau tidak berani berkata seperti itu tiga tahun lalu?"
Sejujurnya di mata orang-orang yang tidak dekat dengannya, ekspresi Xiao Yan yang tampak tenang dan datar, membuat mereka seolah merasa terbebani.
Xiao Ning menggertakkan giginya hingga bersuara, tapi meski dia marah, dia tidak berani melukai Xiao Yan karena tak peduli sebagaimana menyedihkannya bakat Xiao Yan, dia tetap anak dari ketua klan.
Menarik napas dalam-dalam, Xiao Ning menatap Xiao Yan kemudian berkata dingin: "Xiao Yan, Kau bukan lagi si jenius seperti tiga tahun lalu. Kau sekarang adalah orang cacat! Kau tidak pantas untuk Xun Er, jika kau laki-laki kau pasti sudah pergi sekarang. Atau, hehe, meskipun aku tidak bisa bertarung denganmu saat ini, tahun depan, ketika kau melakukan Upacara Kedewasaan, kau harus menerima tantangan anggota klan. Jika kau tidak ingin benar-benar menjadi orang cacat, maka aku sarankan kau pergi dari sini sekarang juga dan bersembunyi di suatu tempat yang terpencil untuk menghabiskan sisa hidupmu!"
Mendengar ancaman Xiao Ning, sudut bibir Xiao Yan melengkung kemudian dia memiringkan kepala menatap Xiao Ning dengan tatapan aneh. Setelah itu, dia memutar matanya, mengambil gulungan kertas dan berjalan keluar Aula.
Melihat tindakan Xiao Yan, Xiao Ning yakin jika Xiao Yan setuju dengan kata-katanya. Tapi sebelum Xiao Ning berhasil merayakan "kemenangan" nya, sebuah kalimat terucap dari bibir Xiao Yan dan membuat wajah Xiao Ning muram.
"Baiklah, tahun depan… coba jatuhkan aku"