Kedua lidah itu terus bertautan di mulut Xiao Yan sementara gelombang demi gelombang kenikmatan terus menyerang hati Xiao Yan. Kekuatan yang digunakan oleh lengannya seolah-olah mencoba menyatukan wanita dalam pelukannya itu ke dalam tubuhnya.
Mengikuti api gairah yang berkembang di dalam dirinya, Xiao Yan merasa linglung ketika salah satu tangannya tanpa sadar naik ke pinggang ramping Yun Zhi. Sedikit bergerak melalui jubah hitam kemudian menyentuh kulit lembut dan halus bagai giok.
Ketika dua tubuh itu bersentuhan dengan intim, baik Xiao Yan maupun Yun Zhi keduanya sedikit gemetar. Dengan napasnya yang tidak teratur, Xiao Yan perlahan menggerakkan tangannya ke atas. Sesaat kemudian, dia benar-benar meraih puncak lembutnya.