"Guru, tolong minum teh ini." Lin Ruobai berbicara dengan penuh rasa hormat dan patuh.
Yun Luofeng meletakkan cangkir teh di tangannya dan mengambil yang Lin Ruobai berikan, kemudian dia perlahan mengirimkan cangkir teh itu ke mulutnya dan menyeruput sedikit sebelum berbicara. "Aku masih mempunyai hal lain dan aku harus pergi dari sini. Oleh karena itu, kau harus segera mengikutiku."
Tatapan Lin Jingfeng kosong sejenak. Dia tidak menyangka dia akan berpisah dari putrinya begitu cepat, dan sebentar lagi hatinya akan dipenuhi dengan kemurungan.
"Nona, putriku sangat nakal dan dia mudah menyebabkan masalah. Aku harap kau bisa memerhatikannya dan merawatnya di sepanjang perjalanan."
"Kau bisa tenang," Yun Luofeng meletakkan cangkir tehnya dan ujung bibirnya meninggi, "Karena dia adalah anak didikku, aku tidak akan membiarkan orang lain untuk melukainya sedikit pun."