Ketika Chun Niang berjalan melewati Gao Ling, dia berhenti sebentar saat senyum mencibir muncul di wajahnya yang memikat. "Gao Ling, aku telah bertemu dengan banyak pria di dalam hidupku tetapi aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih buruk dari binatang selain dirimu! Dari pertama, jika kau benar-benar tidak bersedia menukarkan kebebasanmu dengan Mu Wushuang, mungkin aku akan tersentuh dan melepaskan kalian berdua. Sangat disayangkan, tetapi kau benar-benar membuatku kecewa … "
Setelah melempar kata-kata ini, Chun Niang mengayunkan pinggangnya yang menggoda seperti ular dan berjalan ke arah sebuah ruangan.
Walaupun Wushuang tidak menatapnya lagi, dia tahu betapa tidak enak wajah Gao Ling saat ini.
"Wushuang, aku minta maaf." Gao Ling dengan erat mengepalkan tangannya saat dia menatap lurus ke Mu Wushuang, dengan penyesalan memenuhi matanya. "Tenang saja, setelah pergi dari sini, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, tetapi aku akan memperlakukanmu dengan baik."
Mu Wushang tertawa dingin dalam hati. Tidak akan meninggalkannya? Pria ini hanya mengetahui bagaimana berkata-kata manis tetapi mulai dari sekarang, Mu Wushang tidak akan memercayai kata-katanya lagi!
Walaupun itu adalah isi pikiran Mu Wushuang, dia tidak memperlihatkan di wajahnya. Dia hanya menggunakan sepasang matanya yang tersiksa untuk menatap Gao Ling.
"Putra Mahkota, aku tahu bahwa kau memiliki kesulitanmu sendiri. Selama kau bersedia menikahiku, aku tidak akan menyalahkanmu."
Tidak akan menyalahkan Gao Ling? Bagaimana mungkin? Mu Wushuang yang sekarang masih mengandalkan keluarga kerajaan, jadi dia tidak akan memutuskan hubungan mereka! Setelah Mu Wushuang mempunyai kekuatan yang cukup, terlepas dari Yun Luofeng ataupun Gao Ling, dia tidak akan pernah melepaskan mereka!
"Wushuang, terima kasih karena telah memahamiku." Gao Ling tersentuh. "Kau tenang saja aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku bahkan mencintaimu lebih daripada sebelumnya."
Senyum pahit dan tajam menggantung di wajah Mu Wushuang. Pada saat dia ditekan oleh sekelompok pria kuat, dia tidak bisa menahan untuk tidak berbalik melihat Gao Ling.
Tatapan Mu Wushuang dipenuhi dengan keengganan, membuat Gao Ling merasa sakit hati.
Wushuang, manusia itu egois. Aku tidak berharap untuk tetap berada di sini selamanya, jadi aku hanya bisa mengorbankanmu! Untungnya kau bijaksana dan pengertian terhadapku. Jika itu adalah Yun Luofeng si sampah, dia sudah pasti tidak akan menghiraukan hidup dan matiku! Perasaan rumit mengisi mata Gao Ling. Namun, Mu Wushuang sangat luar biasa sehingga Kaisar Hantu menyukaimu! Kalau tidak, aku tak akan pernah menderita semua penyiksaan ini! Untungnya, orang yang masih kau cintai adalah aku, dan ini juga secara tidak langsung membuktikan bahwa aku lebih baik dari Kaisar Hantu itu.
Dalam pandangan Gao Ling yang subjektif, wanita yang Kaisar Hantu suka pasti Mu Wushuang, tetapi pria yang dicintai Mu Wushuang adalah Gao Ling! Bukankah itu membuktikan bahwa Gao Ling lebih hebat dari Kaisar Hantu? Dengan demikian, Kaisar Hantu menjadi murka karena merasa dipermalukan dan menghukum Gao Ling.
Ujung bibir Gao Ling tidak bisa menahan tetapi membentuk sebuah senyuman. Kaisar Hantu, terlepas dari seberapa kuatnya kau, wanita yang kau cintai sangat jatuh cinta terhadapku! Terlebih lagi, kau berpikir bahwa menjualku ke Rumah Bambu ini untuk menghukumku, tetapi kau tidak pernah membayangkan bahwa aku akan menyeret wanita yang kau cintai! Ini adalah harga yang harus kau bayar karena sudah menyakitiku!
…
Bertentangan dengan apa yang orang harapkan, Kediaman Pangeran Keempat sangat berbeda dengan Putra Mahkota. Kediaman Pangeran Keempat tidaklah mewah ataupun elegan tetapi malah terlihat sangat tenang, dengan gunung tinggi dan aliran sungai, menghasilkan suasana yang menyenangkan dan membuat orang merasa nyaman.
Yun Luofeng bisa melihat dari jauh seorang pria duduk di dalam paviliun saat matanya menyipit sedikit.
Terbukti, pria yang di dalam paviliun merasakan kehadiran Yun Luofeng dan sedikit mengangkat wajahnya yang tampan sambil memberikan Yun Luofeng senyuman yang lembut.
Namun, terlepas dari seberapa lembut senyumnya, kelicikan di mata pria itu telah menjualnya.
"Kau di sini?" Pria itu mengangkat ujung bibirnya dan bertanya dengan hangat.