Chereads / Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek / Chapter 119 - Aku akan Pergi Denganmu (2)

Chapter 119 - Aku akan Pergi Denganmu (2)

"Yun Luofeng, Yang Mulia memerintahkan untuk membawa pelayanmu memasuki istana untuk bertemu dengan Yang Mulia. Kita akan segera berangkat tanpa menunda!" Suara kasim itu tajam seperti jarum saat dia memerintah dengan dingin.

"Pelayan?"

Pandangan kakek tua berbalik ke Yun Luofeng, dan dia mengerutkan kening. "Apa yang pelayanmu lakukan? Kenapa mereka memintamu membawa pelayanmu untuk bertemu dengan Yang Mulia?"

Yun Luofeng mengangkat bahunya. "Pelayan yang dia maksudkan adalah Ning Xin."

Ning Xin? Pelayan?

Kakek tua itu benar-benar tercengang. Apakah orang-orang keluarga kerajaan benar-benar menyebut Ning Xin sebagai seorang pelayan? Walaupun Yun Luo masih tidak sadar identitas Ning Xin sebenarnya, status Ning Xin bisa terlihat dari Penatua Rong Paviliun Medis memperlakukan Penatua Ning.

Tetapi orang-orang ini benar-benar memanggilnya seorang pelayan? Yun Luo tidak ada petunjuk dari mana arogansi mereka berasal. Bagaimana bisa mereka menganggap gadis yang anggun dan cantik ini sebagai seorang pelayan?

"Yun Luofeng, apa yang kau basa-basikan? Mengapa kau belum ikut denganku untuk menemui Yang Mulia!" Melihat Yun Luofeng yang jauh, kasim itu berkata dengan wajah dingin.

Ekspresi kakek tua itu langsung menggelap. "Feng'er, karena Kaisar itu membuatmu pergi, maka Kakek akan menemanimu. Dengan kehadiranku, aku mau lihat apa yang mereka akan lakukan terhadapmu!"

Mendengar kata-kata Yun Luo, wajah kasim itu memperlihatkan penghinaan dengan jelas.

Bukankah Kaisarlah yang memiliki tanah di seluruh dunia ini? Yun Luo hanyalah seorang jenderal di nama, keahlian apa yang dia punya untuk melawan Yang Mulia? Sekarang setelah Yun Luofeng dan pelayannya melakukan hal yang sangat kejam, tidak mungkin Yang Mulia akan mengampuninya dengan mudah.

"Aku akan pergi denganmu."

Tiba-tiba, suara yang rendah dan kasar terdengar dari belakang. Setelah mendengar suara pria itu, Yun Luofeng perlahan berbalik, pandangannya mendarat di pria itu.

Wajah pria itu dingin saat mata gelapnya menatap Yun Luofeng dengan dalam. Tidak ada kesan apa-apa di ekspresinya yang terpampang di wajah datarnya, tetapi pada saat ini, Yun Luofeng masih bisa merasakan kekhawatiran di hatinya.

"Baiklah." Yun Luofeng mengangkat bibirnya dengan senyum menggoda dan suaranya sama riangnya seperti sebelumnya, tetapi tanpa ragu memperlihatkan rasa percaya ke pria itu.

Dengan kemampuan Yun Luofeng yang sekarang, dia tidak akan takut oleh sesuatu seperti keluarga kerajaan, namun, jika Yun Xiao mengikutinya, tidak bisa dipungkiri hatinya akan merasa sangat aman.

"Tunggu aku."

Pada saat ini, sebuah suara merdu terdengar dari dalam.

Ketika Yun Luofeng memalingkan kepalanya, dia melihat Ning Xin berlari cepat ke arah Yun Luofeng dengan senyuman lembut di wajah cantiknya. "Xiao Feng, masalah ini diciptakan olehku, jadi aku akan ikut denganmu untuk bertemu si orang yang disebut kaisar ini dan juga melihat bagaimana orang-orang keluarga kerajaan menindasmu ketika aku berada di sana."

Dapat dipahami, Yun Luofeng yang sekarang sangat bermakna di hati Ning Xin dan orang kedua yang dihormati setelah Kakeknya. Maka itu, Ning Xin tidak mengizinkan siapa pun untuk menindas Yun Luofeng sedikit pun.

Terutama jika itu dihadapan Ning Xin.

"Siapa kamu?" Melihat penghinaan Ning Xin untuk kediaman kerajaan, si kasim tiba-tiba berteriak. "Berani sekali kau merendahkan Yang Mulia? Sudah pasti, seorang tuan seperti Yun Luofeng akan membesarkan seorang anjing sepertimu!"

Ning Xin tidak berharap ingin bertengkar dengan kasim itu, jadi dia hanya memberikan pandangan kering sebelum menoleh untuk melihat Yun Luofeng. "Pada awalnya, aku ingin menunggu kakekku untuk kembali dan memintanya menangani masalah yang kita sudah ciptakan. Aku tidak berpikir bahwa orang keluarga kerajaan akan mencari kita secepat ini. Xiao Feng, jangan khawatir, aku berjanji kakekku akan melindungimu juga ketika dia datang."

Melihat Ning Xin mengacuhkan dia seperti ini, wajah kasim itu semakin tidak enak dilihat. "Mengapa kalian masih berlama-lama disini? Yang Mulia sudah menunggu untukmu di istana. Apa kau bisa menangani tanggung jawab karena menunda kita semua? Jika kita masih tidak berangkat, kasim ini harus mengikatmu!"