Chereads / Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek / Chapter 111 - Paman Kedua yang Gembira (3)

Chapter 111 - Paman Kedua yang Gembira (3)

Semakin tidak peduli nada suara pria itu, hati Yun Luofeng semakin sakit. Yun Luofeng merendahkan matanya sedikit, dan nadanya sangat teguh.

"Paman Kedua, tidak peduli siapa yang menyakitimu di masa lalu, aku akan membuat mereka membayar harganya!"

Hutang darah harus dibayar dengan darah!

Orang-orang itu membuat Paman Kedua lumpuh lebih dari sepuluh tahun, jadi Yun Luofeng akan melumpuhkan kaki tangan mereka suatu hari! Yun Luofeng juga akan menjadikan mereka target untuk penderitaan dan siksaan yang sama yang dialami Paman Kedua.

"Feng'er Kecil, aku sangat dipenuhi dengan semangat masa mudaku dulu, maka itu aku bertemu dengan siksaan seperti ini. Kau jangan melakukan kesalahan yang sama. Kekuatan itu terlalu kuat, dan keberadaannya tidak bisa kau hindari. Paman Kedua tidak ingin kau diburu oleh kekuatan itu karena pembalasan dendammu," Yun Qingya berpesan dengan serius ketika dia memandang mata Yun Luofeng.

Suara Yun Qingya dipenuhi dengan kekhawatiran yang mendalam, membuat aliran hangat membanjiri hati Yun Luofeng. Pandangan Yun Luofeng ke pria ini semakin lebih sungguh-sungguh.

"Paman Kedua, Keluarga Yun memiliki aku sekarang, jadi aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Keluarga Yun lagi! Beban Keluarga Yun akan dipikul olehku. Aku akan membuat Keluarga Yun menjadi lebih kuat—sangat kuat sehingga tidak ada orang yang berani mencari masalah dengan kita."

Gadis muda yang dominan bersumpah dengan penampakan yang sangat angkuh.

Tiba-tiba, Yun Qingya mulai tertawa. "Feng'er, aku sudah dewasa. Kau mempunyai aspirasi dan juga ambisi. Mengetahui ini, orang tuamu yang telah pergi pasti akan merasa lega."

Yun Luofeng tersenyum sedikit. "Paman Kedua, hari sudah larut, jadi kita harus memulai pengobatan sekarang."

"Baiklah." Yun Qingya mengangguk. Apapun yang Yun Luofeng ingin kerjakan, Yun Qingya akan mendukung tindakannya tanpa pamrih!

Bahkan dengan mengorbankan dirinya sendiri!

Matahari terbenam.

Cahaya kuning samar menyinari ke bawah, memasuki setiap sudut gunung belakang.

Yun Qingya dengan bingung melihat ke gadis cantik meletakkan jarum peraknya di hadapannya, nada Yun Qingya membawa jejak keraguan, "Itu saja?"

"Paman Kedua, mengapa kau tidak menggunakan tanganmu untuk mencubit kakimu dan mecobanya?" Yun Luofeng dengan ringan mengangkat alisnya, dan senyum yang tak ragu-ragu menggoda muncul di wajah cantiknya.

Yun Qingya dengan gemetar merentangkan lengannya, dengan kasar mencubit daging di kakinya. Tak lama kemudian, rasa sakit yang akut terasa di kaki Yun Qingya, membuatnya membeku di tempat.

Sudah berapa tahun?

Sudah berapa tahun kakinya tidak bisa merasakan perasaan sakit seperti ini? Bahkan ketika dia menggunakan pecahan mangkuk untuk menyayat kakinya hingga di titik Yun Qingya dibanjiri oleh darah, dia masih tidak bisa merasakan sedikit pun rasa sakit.

Tetapi sekarang, kakinya yang mati rasa akhirnya ada bisa merasakan ….

Yun Luofeng melihat Yun Qingya yang terdiam dan berkedip kepadanya. "Paman Kedua, aku sudah menyembuhkan kaki paman. Namun paman telah lumpuh selama beberapa tahun ini, jadi paman tidak bisa langsung berjalan seperti orang normal. Paman masih harus beristirahat beberapa waktu lagi. Jadi ketika itu, jangan memberitahukan Kakek mengenai ini dan tunggu hingga paman bisa sepenuhnya berjalan untuk memberikan Kakek kejutan."

Yun Qingya akhirnya tersadar kembali, dan hatinya tidak bisa menahan tetapi menjadi gembira hingga dia tidak mendengar sisa kata-kata Yun Luofeng. Sepasang mata indah Yun Qingya berisi kilauan yang samar.

"Feng'er, aku bisa merasakan kakiku—akhirnya kakiku bisa menanggapi cubitan!" Yun Qingya sangat senang hingga kata-katanya kacau. "Aku pada awalnya berpikir bahwa aku akan tetap di kursi roda seumur hidupku, tetapi aku tidak menyangka bahwa kemunculanmu akan membawa sebuah kejutan besar seperti ini! Feng'er, aku tidak tahu harus bagaimana berterima kasih."

Yun Luofeng mengangkat ujung bibirnya dan dengan menggoda tersenyum saat mengatakan, "Paman Kedua, jika paman ingin berterima kasih padaku, lalu bagaimana kalau paman kedua membantuku mengelola pasukanku?"

Related Books

Popular novel hashtag