"Ahahaha!" Prajurit berarmor emas itu tertawa. "Baiklah. Aku salah bicara."
"Aku kadang merasa sangat iri kepada kultivator. Jumlah kalian terlalu banyak. Kalian ada di mana-mana. Setiap teritori pasti berisi kultivator." Pria berambut hitam itu menghela nafas dan menggeleng. Tiba-tiba…
"BOCAH ITU! Apakah dia ingin mati?!"
Mata pria berambut hitam itu melotot. Dua kilatan emas melesat dari matanya, melewati pelindung ruang waktu sampai ke sebuah sosok yang berada di tempat yang jauh.
…..
Pulau Astral
"Apa yang terjadi?" Seluruh tubuh Ning seketika langsung menjadi kaku. Dia merasakan ada keberadaan yang mengawasinya. Namun, firasat terhadap ancaman itu langsung menghilang.
"Apa itu?" Ning menduga itu adalah sosok kuat yang sedang mengamatinya, sosok yang bahkan tak perlu repot-repot menyembunyikan auranya. Jika dia sembunyikan, Ning tidak mungkin bisa merasakannya.