Balita itu dengan gugup melihat pemuda yang menunggangi binatang hitam itu. Dia merasa bahwa pemuda ini adalah sosok yang sangat kuat. Seluruh suku tampaknya begitu takut padanya.
"Bluestone." Pemuda itu turun dari binatang hitamnya, lalu berjalan dan memegang tangannya.
"Ikutlah bersamaku. Mari kita pergi ke makam kakakmu dan bersujud kepada kakakmu.'' Ji Ning memegang tangan kecil Bluestone, dan Bluestone, bagaikan terbius, membiarkan dirinya dibawa pergi, tidak berani melawan sama sekali. Di sisinya, Blacktooth dan anggota suku lainnya tak bergeming dan mengikuti mereka berdua.
Setelah itu, mereka menyusuri jalanan hingga sampai di makam yang besar di belakang suku Blacktooth.
Sekali lagi, mereka mendatangi makam itu.
"Spring Grass. Aku datang lagi." Ji Ning telah menyiapkan beberapa persembahan dalam perjalanan menuju suku Blacktooth. Dia menempatkan semua persembahan di depan makam Spring Grass dengan hati-hati. Ning berkata dengan lembut, "River He dari suku Riverside telah mati sekarang. Serpentwing dari Serpentwing Lake juga telah mati. Semua musuhmu telah mati."
Begitu kata-kata ini diucapkan, Blacktooth dan yang lain di sampingnya terkejut. Apa? Monster ganas, Serpentwing, juga sudah mati?
"Bluestone adalah adikmu yang tersisa." Ning mengulurkan tangannya, menarik Bluestone ke depan. "Aku bersumpah di hadapan makammu bahwa aku pasti akan memberikan bimbingan yang baik pada Bluestone"
Bluestone tertegun, tetapi ayahnya, Blacktooth, sangat senang. Dia buru-buru berkata, "Terima kasih, tuan muda." Dia sendiri hanyalah pemimpin suku kecil. Masa depan macam apa yang bisa dia tawarkan kepada putranya? Tetapi jika seorang tuan muda dari klan Ji membantunya, maka masa depan putranya pasti akan sangat berbeda.
"Selama kamu tidak menentangnya," Ning melirik Blacktooth, "Di masa depan, aku akan menghabiskan waktu yang cukup lama di Serpentwing Lake. Jika kamu ingin melihat putramu, maka datanglah ke Serpentwing Lake dan temui aku di sana."
"Ya." Kata Blacktooth dengan hormat.
"Bluestone, kowtow [bersujudlah] di makam kakakmu." Ning memandang ke arah Bluestone yang ada di sisinya.
"Oke." Balita itu buru-buru berlutut dan bersujud tiga kali.
Ning melambaikan tangannya ke samping. "Kalian semua bisa pergi sekarang."
"Ya, tuan muda." Termasuk Autumn Leaf, semua orang menarik diri. Bahkan Bluestone dibawa pergi oleh Blacktooth. Di pemakaman yang liar dan sunyi ini, satu-satunya yang tersisa adalah Ji Ning.
"Hanya kita berdua sekarang." Ning menarik tabung bambunya, mulai minum wine anggur dan berkata, "Hari ini, tuan mudamu akan menghabiskan waktu untuk mengobrol denganmu. Di masa depan, aku khawatir aku tidak akan bisa sering-sering mengunjungimu."
------------------------
Ning meminum wine anggurnya di depan makam Spring Grass sambil mengobrol dengannya. Dalam sekejap mata, satu jam telah berlalu.
"Hah?" Ning tiba-tiba mengerutkan keningnya. Sebagai seseorang yang terlahir seperti Fiendgod, perasaan Ning begitu kuat. Dengan mudah Ning mampu merasakan getaran di atas tanah. "Ribuan prajurit! Dan jarak para prajurit itu hanya sekitar dua puluh kilometer. Ribuan prajurit, berkumpul dua puluh kilometer jauhnya? Mungkinkah suku itu akan menyerang Suku Blacktooth?"
Demi perjuangan antara berbagai suku, Klan Ji biasanya tidak akan turut campur.
"Blacktooth awalnya adalah seorang pedagang keliling, sehingga harus sopan dan ramah dalam membangun hubungan," Ning bingung, "Sejak mendirikan Suku Blacktooth ini, belum pernah ada suku lain yang menyerang. Mengapa ada suku yang datang menyerang kali ini? Dengan membawa ribuan prajurit?"
"Ayo kita lihat." Ning segera bangkit.
Terlepas dari apakah itu untuk Spring Grass atau untuk Bluestone, Ning tidak akan hanya berdiam diri dan menonton dengan melipat tangannya.
Meskipun klan Ji biasanya berpura-pura tidak mengetahui tentang pertempuran antar suku ini, namun begitu klan Ji mencoba untuk turut campur, maka suku-suku yang mereka kendalikan tidak akan pernah berani untuk tidak patuh dan tunduk.
----------------------
Ning berjalan di dalam suku Blacktooth dan, langsung menuju gerbang.
"Tuan muda." Mowu dan Autumn Leaf buru-buru mengikutinya.
"Tuan muda." Blacktooth memimpin sukunya untuk mengikutinya juga. Ning hanya berkata dengan tegas, "Dua puluh kilometer di luar suku blacktooth, ribuan prajurit berkumpul dan maju ke arah kita. Benar. Sepertinya ada sekitar dua hingga tiga ribu prajurit. Suku Blacktoothmu harus segera bersiap-siap. "
Blacktooth terkejut. "Dua atau tiga ribu prajurit? Mustahil. Hanya suku yang sangat besar yang mampu menggerakan dua hingga tiga ribu prajurit. Suku dengan jumlah sebesar itu tidak akan peduli dengan Suku Blacktooth kami. Seluruh penduduk kita, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua hanya berjumlah seribu atau lebih. Kami tidak layak untuk diserang prajurit militer sebesar itu!"
"Jika aku mengatakan itu, maka itulah yang sesungguhnya! Tidak kurang dan tidak lebih." Ning melirik blacktooth.
"Benar," Blacktooth tidak berani mengatakan apapun, dan dia segera berteriak, "Cepat cepat, musuh datang menyerang! Cepat, berkumpulah!"
"Rumble ..." Suara yang dihasilkan dari tanduk monster terdengar, di seisi suku Blacktooh. Para pejuang suku yang berotot, para orang orang tua dan wanita, semua mengambil pedang lengkung, pedang lurus, tombak, dan perisai, sementara semua anak bersembunyi.
-------------------------
Ning sedang memandang di kejauhan dari gerbang Blacktooth, sementara semua anggota suku Blacktooth memegang senjata mereka dengan nafas tertahan dan bersiap-siap. Semua anggota suku menatap ke arah hutan pegunungan.
Secara perlahan ...
Mereka mulai merasakan derap kaki yang datang. Lagi pula, bagaimana mungkin dua atau tiga ribu pasukan tidak menimbulkan suara sama sekali? Hal ini menyebabkan Blacktooth dan yang lainnya menjadi lebih takjub saat melihat bahwa jumlah pasukan yang datang sama sekali tidak meleset dari jumlah yang diprediksi oleh Ning.
"Begitu banyak."
"Begitu banyak prajurit."
Para anggota suku Blacktooth semua tercengang. Dari jauh, sekelompok manusia yang sangat padat, keluar dari dalam hutan, dengan prajurit berlapis baja di barisan paling depan. Mereka bagaikan banjir baja logam yang datang dengan kecepatan tinggi, yang menyebabkan hati para anggota suku Blacktooth menjadi dingin karena ketakutan.
"Berhenti!" Seseorang memerintahkan tiga ribu prajurit tersebut untuk membentuk barisan sepanjang setengah kilometer di depan gerbang suku Blacktooth.
"Blacktooth Tribe, dengarkan!" Di bagian depan pasukan musuh, seorang pria botak bertubuh kekar sedang berteriak, "Kami dari Suku Firewing. Cepat buka gerbang dan menyerahlah kepada kami, dan kamu akan kami berikan kesempatan hidup. Jika kamu menolak, maka mereka yang melawan semuanya akan dibunuh, sementara anggota suku lainnya akan dijual sebagai budak."
Suara itu bergema di udara.
Suku Blacktooth diselimuti kepanikan.
"Apa yang harus dilakukan? "
"Ada begitu banyak prajurit. Mereka berjumlah ribuan. "
"Kami akan tamat."
"Bukankah tuan muda Ji ada di sini?" Suku Blacktooth tidak memiliki semangat juang sama sekali sekarang. Pertama, suku mereka baru saja didirikan, karena mereka berasal dari banyak suku yang berbeda yang telah melarikan diri, maka mereka belum memiliki rasa kesetiaan terhadap suku Blacktooth. Kedua, suku blacktooth hanya memiliki lima ratus prajurit sedangkan yang harus mereka hadapi sebanyak tiga ribu!
jika pertempuran benar-benar terjadi maka mereka akan dapat dikalahkan dengan cepat!
"Wahai para suku Firewing!" Blacktooth segera maju dan berkata dengan keras, "Aku tidak tahu mengapa kamu datang ke suku Blacktooth ku. Jika kamu memiliki tuntutan apa pun, Suku Blacktooth akan bekerja keras untuk memenuhinya."
"Tidak perlu banyak bicara!" Pria botak di depan barisan musuh segera berteriak, "Menyerah atau bertempur!"
Ning mengerutkan kening, melirik Mowu di sisinya. Mowu mengangguk, lalu segera berjalan ke depan sambil berteriak, "Tuan muda kami Ji Ning ada di sini. Pemimpin Suku Firewing, mengapa kamu belum memberi penghormatan!"
------------------------------- -
"Mengapa kamu belum memberi hormat!"
"Mengapa kamu belum memberi hormat!"
"Mengapa kamu belum memberi hormat!"
Suara itu bergema di dalam hutan , menyebabkan keributan di tengah-tengah Suku Firewing juga.
Di pusat formasi musuh, ada sekelompok pria yang menunggang kuda.
"Tuan muda Ji Ning?"
"Ji Ning yang pernah datang ke Riverside Tribe?"
Selain Ji Ning, siapa yang berani memerintahkan para pemimpin untuk memberi hormat kepadanya? " Para petinggi Suku Firewing semua langsung tertegun. Suku Firewing juga merupakan suku besar dengan lebih dari dua puluh ribu suku, tetapi karena suku mereka tidak memiliki makhluk Xiantian, maka tidak berani memperluas wilayahnya lebih jauh lagi. Dibandingkan dengan Suku Riverside, Suku Firewing berada pada tingkat yang lebih rendah.
Suku Riverside tidak terlalu jauh dari suku Firewing maupun Blacktooth. Setelah sebulan berlalu, anggota suku Firewing yang lebih tinggi pasti tau tentang yang terjadi pada suku Riverside dan tentu mereka telah mengenal siapa Ji Ning.
"Ketua."
"Ketua." Mereka semua melihat pria berjenggot hitam yang mengiringi mereka.
Di sisi pria berjanggut hitam, adalah seorang pemuda dengan rambut menjuntai ke atas bahunya dan berkata dengan suara rendah, "Tidak lebih dari keturunan klan Ji. Tidak perlu menaruh perhatian padanya dalam perang suku semacam ini. Ayo lakukan."
"Serang!"Pria berjenggot hitam itu segera berteriak dengan keras,
" Apa?"
"Apa? Serang?"
"Ketua!"
Para tokoh tingkat tinggi dari suku yang berada di sekitar pria berjanggut hitam itu semua tercengang. Mereka tidak menyangka bahwa pemimpin mereka, yang baik dan bijaksana, akan bertindak begitu bodoh. Sebagai seorang ketua, seharusnya dia mengenal siapa Ji Ning. Jika dia hanyalah anggota suku biasa dari klan Ji, maka itu tidak akan masalah. Tetapi Ning adalah seseorang yang bahkan memaksa suku Riverside untuk tunduk dihadapannya!
"Bunuh!" Tiga ribu prajurit itu semua adalah anggota suku biasa. Bagaimana mungkin mereka bisa mengenal 'Ji Ning'? Mendengar perintah kepala mereka, mereka segera berteriak dan menyerang ke depan.
"Bunuh!"
"Serang!"
Bagaikan banjir baja logam, prajurit tersebut menyerang ke depan, sementara laki-laki berbaju bulu binatang ada di belakang mereka. Bumi bergetar, dan tampaknya langit bahkan menjadi gelap. Para anggota suku Blacktooth semua tercengang, dan beberapa diantara mereka bahkan mulai berteriak, "Menyerah, kita menyerah!"
"Kami menyerah."
"Cepat, lari."
--------------------------------
Ji Ning, berdiri di gerbang, sambil menyaksikan saat pasukan tersebut menyerang ke depan. Ning curiga. "Seharusnya namaku dikenal oleh semua suku yang agak lebih besar, terutama setelah aku menyerang Riverside Tribe. Seharusnya berita ini telah menyebar ke seluruh wilayah di bawah kendali klan Ji. Mengapa pemimpin berjenggot hitam tersebut masih memerintahkan untuk menyerang?"
Ning menjadi bingung.
Suku Blacktooth adalah suku kecil, yang tidak memiliki banyak kekayaan. Menggerakan tiga ribu prajurit untuk menyerangnya adalah hal yang aneh. Bahkan setelah mendengar bahwa Ning ada disana, dan musuh masih memutuskan untuk menyerang? Itu lebih aneh lagi.
Namun, karena Suku Firewing ini berani mengabaikan namanya, dan demi gengsi klan Ji, maka Ning harus bertindak sekarang.
"Hmph."
Dari gerbang Suku Blacktooth, Ning tiba-tiba melompat ke depan bagaikan burung Roc raksasa, berkelebat di udara. Pada saat Ning melompat, gelombang besar tiba-tiba muncul entah dari mana, dan gelombang yang ditimbulkannya bagaikan air bah.
Huahuahua ... ombak tak terbatas meluncur dan langsung menghancurkan tiga ribu pejuang suku.
"Ombak."
"Dari mana air ini tiba-tiba datang?"
"Makhluk Xiantian, seorang makhluk Xiantian." Tiga ribu prajurit langsung ketakutan. Mereka sebelumnya memiliki semangat yang sangat tinggi, tetapi setelah ombak yang bergulung menerjang mereka, akhirnya mereka semua tumbang dan jatuh dalam kekacauan. Para prajurit ini semua mengerti bahwa hanya makhluk Xiantian dan monster ganas yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan api, air, gas beracun, dan sejenisnya. Jika makhluk Xiantian ingin melakukannya, membantai tiga ribu orang adalah hal yang sederhana.
Memang, Ning tidak benar-benar ingin membantai mereka. Dia hanya mengendalikan ombak untuk menghancurkan mereka. Jika dia menggunakan api atau es untuk membekukan atau membakar mereka sampai mati, pemandangannya tentu akan benar-benar berbeda.
"Hua!" Dengan satu loncatan, Ning berjalan lebih dari satu kilometer, mendarat tepat di depan sosok berjenggot hitam dan meraih lehernya.
________________________________________