Ling Lan baru saja berbaring, ketika ia merasa kesadarannya ditarik secara paksa sekali lagi ke ruang pembelajaran. Namun, Ling Lan sekarang sudah terbiasa dengan hal ini -- lagi pula, para instruktur di ruang pembelajaran suka menghubunginya dengan cara ini.
Kali ini, apa yang pertama kali dilihatnya bukan wajah dingin Nomor Satu, juga bukan senyuman sinting Nomor Lima -- melainkan tubuh halus Nomor Sembilan. Melihat wajah cantik Nomor Sembilan, Ling Lan merasa seolah-olah ia disembuhkan seketika.
"Instruktur Nomor Sembilan!" Dipenuhi dengan emosi, Ling Lan menerjangnya. Sudah lama dia belum bertemu lagi dengan Instruktur Nomor Sembilan. Ling Lan benar-benar rindu padanya, tetapi tidak terserah padanya apakah ia bisa atau tidak bertemu dengan instruktur tertentu -- ruang pembelajaran yang menentukan.
