Saat pelayan toko itu melihatnya dengan terkejut, Ling Lan perlahan-lahan berjalan menaiki tangga. Dia melihat seluruh rumah boneka dan mainan lunak. Yang mengejutkan, beberapa pria bertubuh besar, mulai dari mayor sampai letnan kolonel, berdiri di depan rak-rak mainan lunak itu dengan tatapan bermasalah.
Pelayan yang seharusnya menunggui mereka tak terlihat. Mereka mungkin menakuti para pelayan itu atau para pelayan itu sibuk dengan pelanggan lain.
Ling Lan berjalan melewati mereka, tetapi ketika seorang letnan kolonel yang tampak dingin melihatnya, matanya berbinar seolah-olah dia melihat penyelamat hidupnya. Dia buru-buru memanggil, "Maaf …."
Ling Lan menghentikan langkahnya. Dia memandang pria itu dengan rasa ingin tahu. Mengapa pria itu memanggilnya?