Angin sejuk berembus, meniup semua kotoran dari langit dan bumi. Di lapangan pelatihan sekte luar, seseorang terbaring di atas tanah sambil kejang-kejang, seolah-olah dia mengalami luka berat.
….
Lin Fan kembali dengan semangat tinggi. Meskipun lapangan pelatihan sekte luar agak mengecewakan, kali ini hasilnya tidak begitu buruk.
Dia mencuri satu buah persik. Pengalamannya tidak banyak meningkat, tetapi suasana hatinya menjadi sangat gembira.
'<
'Poin pengalaman karakter bertambah sebanyak 3.000.'
'Kakak-Senior Han, aku harap Kakak akan membenciku dan memanggil sekumpulan bala bantuan untuk menghancurkan dan mempermalukanku tanpa ampun. Adik-Junior ini akan menyucikan diri dan menunggu Kakak.'
Setelah memasuki sekte luar, Lin Fan bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk naik tingkat. Lagi pula, jika dasar kultivasinya lebih rendah daripada yang lain, dia tidak akan bisa mencapai apa pun. Jadi, bagaimanapun juga, dia harus bisa menyelesaikan pelatihannya dengan penuh percaya diri. Sepulangnya ke kediamannya, Lin Fan berbaring di kasurnya, merenungkan tentang sekte luar.
Bagaimanapun juga, dia harus memancing kemarahan semua orang. Hanya dengan begitu, dia bisa memiliki kesempatan. Namun, semua orang berlatih di dalam tempat tinggal mereka sendiri. Jadi, hanya memikirkan cara yang harus dia gunakan untuk membalikkan keadaan saja sudah cukup susah payah.
'<
'Benar juga, bagaimana bisa aku melupakan sesuatu yang begitu penting? <
Lin Fan melihat ke bawah kepada adik kecilnya yang cukup berkembang dengan baik. Lalu, dia melihat tangannya sendiri, hati kecilnya sedang dalam kekacauan besar. Jika percobaan ini berhasil, maka itu berarti dia akan berjalan di jalan gelap mulai saat ini ….
'Tidak, tidak.' Pada saat ini, Lin Fan mengingat rasa sakit yang dirasakan saudara-saudara senior dan juniornya saat buah persik mereka dicuri olehnya dan menolak dorongan di hatinya. 'Telurku hanya boleh digosok, bukan dicuri.'
Di titik ini, saat Lin Fan masih di dalam dilema. Di tempat yang jauh, di dalam ruangan lain ….
Gigi Han Lu bergemeletuk saat dia duduk tanpa tenaga sama sekali. "Lin Fan, aku tidak akan memaafkanmu." Mata Han Lu seperti akan memuntahkan api. Menyerang tanpa alasan sama sekali dan tempat yang dia serang adalah area itu, tidak ada pria yang sanggup menahan itu.
Dasar kultivasi Han Lu adalah prasurgawi tingkat empat. Tetapi sebanyak apa pun dia berlatih, dia tidak bisa melatih area itu ke tingkat pertahanan yang tidak bisa ditembus. Dasar kultivasi Lin Fan lebih rendah dari Han Lu, tetapi teknik <
Han Lu mengencangkan kakinya dan berdiri dengan hati-hati lalu berjalan ke arah ambang pintu dan melihat sekeliling di luar. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang, dia menjadi tenang.
Sebuah botol giok putih muncul di tangannya. Dua tahun lalu, ketika Han Lu datang ke Sekte Dewa Iblis mencari seorang guru, dia memperoleh barang ini secara tak sengaja. Tetapi, saat pertama dia memperoleh botol giok putih ini, Han Lu masih tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Untungnya, botol giok putih ini bisa disembunyikan di dalam tubuhnya sehingga tak terdeteksi oleh orang lain.
Tetapi dalam setengah tahun ini, botol giok putih ini tiba-tiba muncul lagi dan sebuah pertanda muncul dari dalamnya. Han Lu kemudian mengetahui bahwa nama dari botol giok putih itu adalah
Alasan kenapa Han Lu dapat berubah dari seorang biasa ke tahap perisurgawi tingkat keempat hanya dalam waktu setengah tahun, sepenuhnya karena ini.
Han Lu kemudian mengeluarkan buku panduan yang dia pinjam dari Tetua Chuan Gong, yang berisikan teknik <
Di masa lalu, daya ingat Han Lu tidak begitu bagus. Namun, setelah mengonsumsi
Han Lu sangat menghargai
Meskipun rusak,
Han Lu segera mengambil posisi bunga
'Pembalasan dendam hari ini akan aku ingat dan akan aku kembalikan padamu di kemudian hari. Lin Fan, aku akan mengingatmu.'
….
"Hatsyi …." Lin Fan, yang masih di dalam pergumulan batin yang sengit dengan dirinya sendiri, tak sengaja bersin, 'Apakah ada orang lain yang mengatakan hal buruk di belakangku?' pikir Lin Fan selagi menggosok hidungnya.
Pada saat ini, Lin Fan masih di dalam dilema walau dia sebelumnya telah memutuskan bahwa dia tidak akan pernah mencuri buah persiknya sendiri.
'Tetapi bagaimana jika ini benar-benar berhasil lalu apa? Sungguh cara berlatih yang mudah. Aku tidak bisa menyerah begitu saja.' Lin Fan mondar-mandir, tidak dapat memutuskan.
'Persetan …. Apa gunanya memikirkannya terlalu banyak? Seseorang harus mati dengan terhormat jadi lebih baik bertaruh saja sekalian … untuk menjadi tak terkalahkan … demi masa depan yang lebih baik. Jika aku tidak bisa menghadapi hal sekecil ini, apa yang bisa kukatakan?' Saat ini, Lin Fan maju habis-habisan, gerakannya secepat kilat.
"<
'Buk ….'
Saat ini, Lin Fan berlutut seketika di atas tanah. Wajahnya yang sebelumnya berwarna berubah menjadi pucat pasi, sorot matanya yang penuh tekad juga mengeluarkan beberapa tetes air mata. Lin Fan menundukkan kepalanya dengan penuh rasa sakit, kedua tangan mengenggam selangkangannya.
'Ya Tuhan, aku menyesali ini.'
Lin Fan mengatupkan gigi, sekarang juga terpaksa harus mencium bau kentut yang dia keluarkan karena berlutut.
'Ting … <
'Ting … <
'Ting … selamat telah mencapai : Tidak Menyerah Jadi Lakukan Saja.'
'Tidak Menyerah jadi Lakukan Saja : Aku bahkan bisa memperlakukan diriku dengan kejam, apalagi dirimu.'
'Efek : Mengaktifkan akan menggandakan dasar kultivasi diri dengan durasi selama satu batang
'Pemakaian : Satu kali.'
….
Pada saat ini, Lin Fan tidak memedulikan hal ini karena dia merasakan sakit yang luar biasa, begitu menyakitkan hingga membuatnya ingin membunuh seseorang.
Lin Fan bersumpah kepada langit bahwa dia tidak akan pernah lagi menggunakan gerakan yang menghancurkan dirinya sendiri. Mulai sekarang, dia memutuskan akan menggunakan orang lain untuk menaikkan tingkat. Lin Fan berdiri dengan susah payah sambil berpegangan ke sisi meja. Dia berjalan ke arah ranjangnya dan berbaring perlahan sembari menangis memegangi selangkangannya.
'Tidak satu hari pun boleh terbuang sia-sia. Tetapi hari ini, biarkan aku beristirahat dengan tenang dan bekerja keras besok.' Tubuh Lin Fan menggigil saat dia perlahan-lahan memejamkan matanya. Hatinya diam-diam menangis, merasa bahwa dirinya memang seorang idiot. Sesuatu seperti ini, bagaimana dia bisa melakukan sesuatu seperti ini? Tetapi setelah percobaan ini, dia sekarang mengerti seberapa sakitnya penderitaan yang dialami saudara-saudaranya.
'Aku ingin tahu apakah Kakak-Senior Han akan mengumpulkan banyak bala bantuan untuk membalas dendam besok …. Itu akan menjadi sesuatu yang sangat aku tunggu-tunggu. Sedangkan untuk hari ini, lupakan sajalah …. Kakak-Senior Han juga pasti sedang berbaring di kasur, berusaha untuk meringankan rasa sakitnya.
….