Chereads / Grup Obrolan Pengembangan Diri / Chapter 17 - Kuil Lampu Hantu dan Menyelidiki

Chapter 17 - Kuil Lampu Hantu dan Menyelidiki

"Ah, aku mengantar pulang kakakku dan bersenang-senang di perjalanan. Katanya dosen meminta hari libur, jadi kita libur besok."

Shuhang menekankaan di kata "Kakak".

Ia harus membuat hubungannya dengan si Bulu Lembut jelas.

Kalau tidak, seluruh jurusan akan mengira ia mendapat pacar yang tubuhnya lebih bagus daripada model, itu akan tersebar oleh mereka ini.

Hasilnya, reputasinya akan hancur, dan sulit baginya untuk mendapat pacar di kampus.

Selain itu, ia juga mau menegur si Bulu Lembut, karena ia terus memanggilnya "Senior".

Ia adalah laki-laki yang berumur 18 tahun tapi dipanggil 'Senior' oleh seorang nona, Ampun!

"Oh, jadi ia adalah kakak perempuanmu."

Mata-mata mereka berbinar seakan ide muncul-Shuhang, ayo berteman?

Itu akan lebih bagus lagi untuk menjadi adik iparnya!

"Kita harus pergi, sampai nanti!"

Shuhang tertawa, dan tanpa memberi mereka kesempatan untuk melecehkan si Bulu Lembut, iya melambaikan tangan ke mereka lalu pergi.

Si Bulu Lembut berpamitan kepada mereka dengan senyuman, lalu cepat-cepat pergi dari asrama bersama Song Shuhang.

"Aku tidak tahu Shuhang memiliki kakak perempuan yang cantik. Aku sudah memutuskan bahwa mulai besok aku akan menjadi adiknya dan merawatnya."

Seseorang tertawa.

"Kurasa kau ingin sekali menjadi adik ipar Shuhang?

Lelaki yang lain tertawa kecil.

"Hati-hati dengan adik perempuanmu sendiri. Aku ingat kau mempunyai saudara perempuan yang cantik juga."

"Tsk, kalau saja dia mau mengenalkanku kepada kakaknya, aku akan menjual adikku untuknya langsung. Bahkan ia bisa membeli 1 dan mendapat 1 gratis!"

Mereka kembali ke asrama, berbincang dan tertawa.

Lagipula, meskipun ia cantik menawan, orang modern sudah sering melihat wanita-wanita cantik di internet- siapa yang jatuh hati pada pandangan pertama?

❄❄❄

Mereka mendaftar pukul setengah 4 dan kereta cepat berangkat pukul 4.

Si Bulu Lembut duduk di sebelah jendela, dan Song Shuhang duduk di sebelahnya.

Sejujurnya, tiba-tiba Shuhang teringat akan novel-novel yang sedang ia baca belakangan ini ketika ia masuk ke kereta bersama si Bulu Lembut.

Di novel, setiap kali hero dan heroine cantik pergi keluar, tidak masalah jika mereka naik mobil mewah, kereta bawah tanah, bis ataupun sepeda, akan ada musuh yang terpana oleh kecantikan heroine, merencanakan berbagai kejahatan.

Lalu, hero dengan kekuatan yang hebat akan menyelamatkan heroine dan mengalahkan musuh itu.

Dan, musuh itu akan memendam dendam karena dikalahkan.

Ia tidak akan menyerang hero secara terbuka, tapi akan diam-diam bermain kotor.

Lalu, akan ada segala macam cinta dan benci.

Shuhang tidak terpikir ia akan menjadi hero, tapi nona di sebelahnya tidak perlu merasa rendah untuk menjadi heroine di novel-novel.

Jadi, Song Shuhang penasaran apakah ada lelaki kuat datang untuk melecehkan nona cantik dan mencoba memancing dia?

Ketika tiba saatnya…

Akan dia menghajarnya habis untuk menyelesaikan semua masalah?

Atau menghajarnya setengah mati?

Sayangnya, ini hanya cerita fiksi.

Kenyataannya, mungkin ada orang yang arogan dan tidak punya otak sebagai orang jahat dari novel, tapi hanya ada beberapa saja.

Mereka langka seperti panda, jadi tidak mudah bertemu dengan mereka.

Selama 2 jam perjalanan, tidak ada yang datang untuk memancing Shuhang, atau melecehkan si Bulu Lembut.

Ini membuat Shuhang agak kecewa…

Setelah setengah jam di jalan, si Bulu Lembut mengantuk dan segera tidur terlelap, bersandar di tempat duduknya.

Tak lama kemudian, ia bersandar di pundak Shuhang.

Song Shuhang harus melemaskan pundaknya supaya nona disebelahnya bisa tidur dengan nyaman.

Waktu cepat berlalu.

"Ding ding ding-- Halo, para penumpang, kita sudah sampai di Stasiun Heixiang. Mohon bawa bawaan anda dan barang berharga anda dan keluar dari pintu kereta sebelah kanan. Perhatikan jarak kereta dan peron stasiun ketika anda keluar."

"Kita sudah sampai."

Song Shuhang menepuk pelan si Bulu Lembut

si Bulu Lembut membuka matanya dengan setengah sadar, menggosok matanya dengan air liur yang menetes dari mulutnya. "Ini sudah pagi?"

Ia terkejut dengan keimutannya. Meskipun nona ini terlihat dari umurnya seperti bisa menjadi kakak perempuannya, ia masih terkejut oleh keimutannya.

"Keretanya sudah sampai. Ayo turun."

Song Shuhang, memegang tangannya, menarik koper yang berat dan dengan cepat keluar dari kereta.

❄❄❄

Si Bulu Lembut tidak benar-benar terbangun sampai kereta itu pergi.

"Jam berapa sekarang, Senior?"

"Jam 6:07 malam. Kita sudah sampai di stasiun Heixiang di Kota J. Ayo naik taksi ke area Jalan Luo Xin setelah keluar dari stasiun, lalu cari tempat untuk menginap," jawab Song Shuhang.

"Ok, terserah kau, Senior."

si Bulu Lembut mengangguk…

itu yang sebenarnya ia inginkan!

Seseorang akan mengatur semuanya untuknya sepanjang perjalanan dan ia hanya perlu mengikutinya sebelum sampai di tujuan.

Rasanya enak, ia tidak perlu memakai otaknya.

Ada jalur taksi di stasiun Heixiang, dan ada banyak taksi yang menunggu penumpang.

"Kau mau kemana, Adik kecil?

Taksi berhenti di samping Song Shuhang dan si Bulu Lembut.

"Area Jalan Luo Xin." jawab Song Shuhang sambil masuk ke kursi depan.

"Area Jalan Luo Xin di Kota J!"

Si Bulu Lembut menambahkan. Area Jalan Luo Xin di Jiangnan hampir meninggalkan bayangan di hatinya.

Supir taksi itu bingung, lalu tertawa: "Haha, kau lucu sekali, nona."

Mengetahui ia melakukan kesalahan yang bodoh, si Bulu Lembut malu.

❄❄❄

Area Luo Xin Street di Kota J sangat dekat dengan stasiun Heixiang. Hanya memerlukan 10 menit ke sana naik mobil.

Setelah mereka turun dari taksi, mereka dipandu ke hotel di area Jalan Luo Xin oleh perangkat navigasi di ponsel mereka, dan mendaftar masuk.

Karena mereka bukan pasangan, mereka juga tidak perlu memikirkan untuk berbagi kamar di hotel.

Bahkan jika Song Shuhang menginginkannya dan si Bulu Lembut tidak menolaknya, pemilik hotel tidak menyetujuinya!

Belakangan ini, polisi mengontrol ketat akan hal ini.

Jikalau ada masalah, pihak hotel harus bertanggung jawab juga.

Setelah makan malam, sementara masih belum gelap, mereka berencana berkeliling di area Jalan Luo Xin untuk mencari Kuil Lampu Hantu.

Si Bulu Lembut sibuk memindahkan koper besarnya ke tengah ruangan.

Shuhang tidak memiliki barang yang harus dibereskan, jadi ia membawa kunci kamar dan menunggu di meja depan.

Tidak banyak tamu hari ini, jadi pelayan tidak sibuk.

Song Shuhang mengambil kesempatan ini untuk bertanya, "Hai, disini ada tempat yang disebut Kuil Lampu Hantu?"

Pelayan berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya. "Maaf, Tuan. Ada banyak kuil di area Jalan Luo Xin, tapi aku tidak pernah mendengar Kuil Lampu Hantu."

Dia pasti tau kuil dengan nama aneh jika sebenarnya ada.

"Ada kuil yang namanya terdengar sama? Mungkin bukan Kuil Lampu Hantu, jadi ada kuil lain yang terdengar mirip?"

Song Shuhang terus bertanya.

Sekarang internet sudah berkembang, jika mereka tidak bisa menemukan petunjuk tentang kuil itu, mungkin mereka salah menuliskan nama.

Pelayan berpikir cukup lama dan menggelengkan kepalanya lagi dengan meminta maaf, "Maaf, aku takut aku tidak bisa membantu anda. Mungkin itu kuil yang ada sejak dulu kala. Jika kau benar-benar perlu mencarinya, mungkin kau bisa bertanya kepada tetua di area Jalan Luo Xin."

"Terima kasih."

Shuhang mengangguk.

Selagi mereka berbicara, si Bulu Lembut keluar dari kamar.

"Kemana kita selanjutnya? tanya si Bulu Lembut.

"Ayo berkeliling jika ada tetua sedang berbincang sepanjang jalan. Mungkin kita bisa mendapat petunjuk dari mereka."

Keduanya berbicara dan meninggalkan hotel.

❄❄❄

Seperginya mereka dari hotel, wanita di lobi hotel mengeluarkan ponselnya. "Altar Master, aku melihat seseorang bertanya tentang Kuil Lampu Hantu di hotel Lou Xin Ringhua. Seorang pria dan wanita, mereka berumur sekira 20-an."

"Sudahkah yang seharusnya datang akhirnya datang? Bagaimana dengan kekuatan mereka?"

Di sisi lain, suara yang dingin terdengar.

"Si wanita itu terlihat kuat. Si pria terlihat seperti orang biasa, tapi wanita itu sangat menghormatinya, memanggilnya 'Senior' saat berduaan," jawab wanita itu.

"Seberapa kuat?" suara itu masih terdengar tenang dan dingin.

"Altar Master, aku tidak tahu tapi aku merasakan si wanita sangat kuat."

"Aku mengerti. Terus ikuti mereka, dan jangan sampai mereka tahu. Aku akan mengirim orang untuk membuntuti mereka.

Selain itu, beritahu anggota-anggota yang lain untuk lebih waspada. Mungkin ada orang-orang yang sedang mencari Kuil Lampu Hantu."

"Ya."

Wanita itu memasukkan ponselnya dan dengan cepat meninggalkan hotel, mengikuti Song Shuhang dan si Bulu Lembut.