Chereads / Grup Obrolan Pengembangan Diri / Chapter 11 - Aku Berbalik, Tiba-tiba Melihat Dia Ada Di Bawah Lampu Pijar.

Chapter 11 - Aku Berbalik, Tiba-tiba Melihat Dia Ada Di Bawah Lampu Pijar.

Di dalam Mata Peramal, masa depan selalu berkabut, penuh dengan rahasia dan ketidakjelasan.

Namun, berdasarkan peramal 'terkenal'. "Berdasarkan pilihan orang, akan ada masa depan yang berbeda. Tapi tidak ada pilihan yang dibuat dengan sengaja.

Hanya ada pilihan yang tidak bisa dihindari tapi bukan kebetulan.

Walaupun terlihat pertemuan dua orang secara kebetulan itu sebenarnya tidak bisa dihindari. Hal-hal yang pasti terjadi, lama-lama, terdorong oleh roda sejarah dan menghasilkan masa depan yang berbeda!"

Dengan kata-kata ini, hanya ada satu arti- yaitu, hasil ramalan tidak akan salah. Walaupun salah, itu karena simbol yang ditunjukkan oleh ramalan adalah tidak pasti dan kau mendapatkan masa depan yang berbeda.

Maka dari itu, dunia yang salah, bukan peramal!

Kata-kata di atas adalah pembelaan diri dari peramal yang pengecut yang sering gagal memprediksikan masa depan. Mungkin kau tahu itu siapa. Ya, kau benar- peramal itu adalah Peramal Trigram Abadi dari grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.

Meskipun ia bukan peramal yang bisa diandalkan, kata-katanya masuk akal.

❄❄❄

Song Shuhang tidak mengira ia akan bertemu wanita berambut panjang dan berkaki indah. Lagipula, dunia ini sangatlah luas, dan benarkah ada banyak kebetulan?

Bagaimanapun, ia tidak mengira akan bertemu lagi setelah berkeliling sejenak.

Ia keluar dari toko daging Rong Yao, membawa sekantong besar untuk teman-teman sekamarnya. Begitu ia keluar dari toko itu, ia melihat gadis itu membawa koper besar ke arahnya dengan cepat.

Melihatnya berjalan, Song mengerti kenapa orang bilang "kaki panjang berjalan dengan cepat". hanya dengan beberapa langkah, gadis itu sudah berada di dekatnya walaupun jaraknya yang agak jauh.

Shuhang sedikit minggir untuk memberikan jalan supaya bisa lewat dengan kopernya yang besar.

"Terima kasih." kata gadis berambut hitam itu malu-malu

Lalu, ia masuk ke toko kecil di belakang Song Shuhang.

Song Shuhang mengangguk pelan dan bersiap untuk kembali ke asrama, karena sudah malam.

Hanya 2-3 langkah, gadis cantik berambut hitam itu telah selesai berbelanja dan bertanya sesuatu ke penjaga toko. Song tidak berencana untuk menguping. Hanya ia tidak sengaja mendengar pertanyaannya.

Dan pertanyaan gadis itu membuat Shuhang berhenti sejenak…

"Pak, apakah kau tahu kuil yang bernama ' Kuil Lampu Hantu' di area Jalan Lou Xin?"

Berpikir sebentar, penjaga toko menggelengkan kepalanya, " Kuil Lampu Hantu? aku tidak pernah mendengarnya. Tapi aku baru 2 tahun pindah ke sini, jadi aku tidak tahu banyak tentang area ini. Kau bisa tanya ke penjaga toko sebelah. Mereka sudah lama berada disini, mungkin mereka lebih tahu."

Menjelaskan dengan sabar, penjaga toko itu terlihat seperti orang yang murah hari dan baik; atau karena wajahnya yang cantik berambut hitam, yang dimana seumur itu memiliki aura yang menambah popularitas 100 derajat.

Kuil Lampu Hantu, area Lou Xin?

Song Shuang langsung terpikir gadis yang panggil Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu di grup obrolan itu.

Apa aku salah dengar? penuh ragu-ragu, Song Shuhang mengeluarkan ponselnya dan membuka layarnya. Lalu, membuka grup obrolan, grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.

Ada beberapa log obrolan baru setelah ia tutup.

Pesan pertama dari Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu yang dikirim dari 2 jam yang lalu.

Ia bilang ia belum bisa menemukan informasi tentang Kuil Lampu Hantu, tapi ia sudah naik taksi ke area Jalan Lou Xin, dan bertanya langsung ke penduduk di sana.

Selanjutnya, dikirim 20 menit yang lalu.

Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu berkata, "Aku sudah sampai di area Jalan Lou Xin. Ada banyak orang disini. Agak ramai, sangat berbeda dengan yang aku bayangkan. ternyata ini tempat makanan. Aku menemukan banyak makanan yang enak sepanjang jalan."

Dia terlihat sangat senang. Pertama, ia 'berhasil' menemukan area Jalan Lou Xin, dan kedua, ia menemukan banyak makanan yang enak.

'Mulai dari bandara Jiangnan, sekitar 2 jam pakai mobil; lalu, area Jalan Lou Xin dengan banyak makanan enak, hm?' ia mengusap wajahnya.

Itu tidak mungkin untuk sampai ke Kota J dari bandara Jiangnan dalam 2 jam, bahkan tidak mengebut.

Berdasarkan waktu tempuh dan penjelasan tempat tujuan Bulu Lembut, mungkin ia sampai di tempat yang salah- ia tidak sampai di area Jalan Lou Xin di Kota J, tapi di Foodie's Paradise dekat Kota Kampus Jiangnan.

Dan jika bukan kebetulan, lalu gadis yang berkaki panjang dan berambut hitam itu mungkin si Bulu Lembut.

Gadis dengan penampilan yang begitu modern dan gaya adalah Chuunibyou penggemar Xianxia, Song Shuhang bingung

Tapi… mungkin gadis berambut hitam itu belum pasti si Bulu Lembut, ini hanya perkiraan

Lagipula, mungkin ada banyak acara di Kuil Lampu Hantu di area Jalan Lou Xin yang berada di Kota J, jadi orang-orang banyak yang pergi ke sana- lalu mungkin banyak orang yang salah tempat seperti Bulu Lembut di grup ini.

Kemungkinan yang kecil, tapi mungkin

Jari Song Shuhang terus menyelusuri layar, tapi tidak ada jawaban. Bahkan Pendekar Kelana dari Sungai Utara tidak muncul. Mungkin ia sedang menanyakan tentang Kuil Lampu Hantu?

Shuhang sedang melihat log chat itu, kemudian Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu mengirimkan pesan suara ke grup itu.

Tanpa sadar, Song Shuhang membukanya

❄❄❄

Bulu Lembut menarik kopernya dengan sedih dan keluar dari toko itu dengan kekecewaan.

Ini sudah toko ke 12. Saran penjaga toko sangat baik, tapi ia sudah menanyakan ke toko yang baru dan lama- tapi tidak satupun ada yang tahu Kuil Lampu Hantu.

Dengan napas berat, ia mengeluarkan ponselnya, jempolnya menyelusuri layar, membuka grup obrolan Sembilan Provinsi Nomor Satu.

Senior Sungai Utara yang membantunya belum juga membalas.

Karena susah mengetik dengan 1 tangan, ia membuka pesan suara, dan mulai berbicara dengan suara lembutnya, "Senior Sungai Utara, sudahkah kau dapat informasi tentang Kuil Lampu Hantu? aku sudah menanyakan ke penjaga-penjaga toko di area Jalan Lou Xin, tapi tidak ada yang tahu tentang Kuil Lampu Hantu. Tolong balas pesan ini setelah menerima pesan ini."

Ia melepas jempolnya dan pesan suara itu terkirim.

Ia memasukkan ponselnya lagi dan memutuskan untuk bertanya ke penjaga toko di area Jalan Lou Xin tentang Kuil Lampu Hantu sebelum mendapat balasan dari Sungai Utara si Pendekar Kelana. Ia tidak bisa menyerah!

Di pintu toko, Bulu Lembut melihat pemuda itu yang tadi memberinya jalan masih berdiri di pinggir jalan. Ia sedang memegang ponselnya, sibuk melihat ponselnya.

Bulu Lembut tidak memperhatikannya lagi dan terus berjalan.

Lalu kemudian… ia mendengar suara yang akrab dari ponsel pemuda itu.

"Senior Sungai Utara, sudahkah kau dapat informasi tentang Kuil Lampu Hantu? aku sudah menanyakan ke penjaga-penjaga toko di area Jalan Lou Xin , tapi tidak ada yang tahu tentang Kuil Lampu Hantu. Tolong balas pesan ini setelah menerima pesan ini."

bukankah itu… suaranya?

Dan ini pesan suara yang baru saja ia kirim!

Bulu Lembut berhenti sejenak dan merasa senang mengikuti kata hatinya- tidak dikira pemuda ini adalah senior dari Grup = Sembilan Provinsi Nomor Satu!

Bulu Lembut yang tersesat dan putus asa, senang ketika menemukan pria yang mungkin bisa membantunya

Ia berjalan ke arah pemuda itu dalam 2 langkah sekaligus!

❄❄❄

Song Shuhang baru membuka pesan suara yang dikirim Bulu Lembut di grup- suaranya sangat lembut dan terdengar bagus- tiba-tiba ia merasakan ada seseorang dibelakangnya.

Lalu, wangi parfum tercium oleh hidungnya, parfum wangi tumbuh-tumbuhan, atau parfum wanita.

Shuhang menengok dan melihat gadis berambut hitam dan berkaki indah berdiri di belakangnya dengan senyuman yang lebar, mata tertuju ke ponselnya.

"Grup Sembilan Provinsi Nomor Satu?" suaranya lembut terdengar seperti bertemu teman lama.

Saat itu, Song Shuhang tidak tahu harus berekspresi apa ketika melihat wajah gadis ini.

Tanpa ia perkenalkan diri, Song Shuhang harus menebak siapa dia. Kalau tidak, ia akan membeli tahu dan menghancurkannya dengan kepalanya.

"Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu?" Song Shuhang merasa suara tidak seperti biasanya, penuh dengan canggung.

"Ya, itu aku! Boleh aku tahu siapa nama lainmu, Senior?" Bulu Lembut akhirnya tenang dan mulai berbicara dengan 'Senior'.

Seingatnya, semua anggota di grup itu adalah senior-kecuali Enam Belas yang kemarin menghadapi kesulitan.

Senior ini terlihat berumur 18 atau 19 tahun. Pasti ini bukan umur aslinya? tingginya sekitar 1,7 meter. Dengan wajah yang baik hati, seperti lelaki yang baik-baik.

Wajah baik hati… dengan kata lain, ia lelaki yang sering ditolak wanita. Juga, ia tidak bisa merasakan aura kekuatannya, tidak sedikitpun. 'Sepertinya ia menutupi tenaga dalamnya'. Ketika ia berdiri di depannya, kelihatannya ia sudah seperti orang biasa.

'Dia pasti sudah kembali ke alam asalnya, seperti ayahku. Pikir si bulu lembut.

Senior?! Panggilan itu membuat Song Shuhang sakit hati.

  1. ini judul puisi China