Chereads / Perpustakaan Jalur Surga / Chapter 2 - Tidak Tahu Malu

Chapter 2 - Tidak Tahu Malu

Setelah memperhatikan sekelilingnya lebih lama lagi, Zhang Xuan menyadari bahwa buku-buku di perpustakaan itu sama halnya seperti bayangan bulan pada genangan air, buku-buku itu dapat terlihat namun tidak berwujud dan tidak dapat disentuh, sehingga tidak mungkin untuk dapat mengambil buku-buku yang ada dari rak buku tersebut. Dengan demikian, ia kehilangan minat dan ia mencoba untuk sadar dari pikirannya sendiri.

"Waktunya untuk makan siang. Setelah itu, saya akan mencari cara lain lagi untuk menarik murid-murid masuk ke kelas saya."

Menatap ke luar jendela, perlahan-lahan matahari semakin menjunjung tinggi, dan sebentar lagi siang tiba. Dari delapan belas murid yang melewati kelasnya pada pagi hari ini, ia hanya dapat menarik masuk satu di antaranya. Laju penerimaan muridnya sangatlah lamban. Ia tidak boleh terus seperti ini hingga siang hari. Tidak peduli bagaimanapun situasinya, ia adalah seseorang yang menyebrang ke dunia yang berbeda. Jika ia tidak mampu untuk menghasut bahkan mereka yang berasal dari era kuno, bagaimana ia dapat dengan bangga mengatakan bahwa dirinya berasal dari dunia era digital yang sudah maju?

Meregangkan punggungnya, ia keluar dari ruangannya dan berjalan menuju kantin.

Sama seperti sekolah tinggi di kehidupan sebelumnya, kantin Akademi Hongtian juga besar. Luasnya dapat menampung lebih dari sepuluh ribu murid dalam waktu yang sama. Dengan suasana yang cerah setelah berhasil memperdaya dan menghasut seorang murid masuk ke kelasnya. Zhang Xuan memesan beberapa lauk tambahan dan duduk di ujung ruangan untuk menikmati santapannya.

"Bukankah itu Laoshi Zhang?"

Pada saat Zhang Xuan sedang menikmati makanannya, terdengar suara dengan nada penuh hinaan. Mengangkat kepalanya, ia melihat seorang lelaki muda menatap ke arahnya dengan senyuman yang sumringah. Namun, wajahnya tidak menunjukkan sedikitpun keramahan, dan senyumannya terlihat palsu.

"Laoshi Cao?" Zhang Xuan mengenali orang yang memanggilnya itu.

Nama lengkap Laoshi Cao adalah Cao Xiong, dan ia memasuki akademi itu pada waktu yang bersamaan dengan Zhang Xuan. Ia sangat suka membandingkan beragam pencapaiannya dengan guru lainnya, dan membubungkan egonya dengan seperti itu.

Pemilik tubuh ini sebelumnya tidak dapat mentolerir penghinaan, dan laki-laki yang satu itu memiliki peran besar di balik alasan mengapa Zhang Xuan pernah mabuk hingga meninggal.

"Hari ini adalah hari dimana para murid baru akan memilih gurunya masing-masing. Bagaimana dengan penerimaan muridmu? Menduga dari suasana hatimu yang bagus untuk makan, sepertinya kamu melakukannya dengan baik! Lihat, mereka ini adalah murid-murid yang baru saja saya terima di kelas saya, dan totalnya ada dua belas murid. Saya di sini untuk makan bersama mereka sebelum mengantar mereka ke penginapannya masing-masing!"

Laoshi Cao menatap Zhang Xuan dengan tatapan yang mengatakan bahwa ia lebih unggul. Ia memberi isyarat-isyarat dengan mantab ke arah murid-muridnya sembari memamerkan pencapaiannya menerima dua belas murid pada kelasnya.

Tidak diragukan lagi, ia di sini untuk menyombongkan diri dan membubungkan egonya.

Tidak ada satupun dendam di antara Zhang Xuan dan dirinya, namun karena keduanya memasuki akademi ini dalam periode yang sama, sangat sulit untuk tidak membandingkan pencapaian mereka. Sehingga, ia sering menggunakan Zhang Xuan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.

Kumpulan murid yang mengikuti di belakang pria itu sekilas melirik Zhang Xuan dengan rasa penasaran. Sebagai murid-murid baru, mereka terlihat tertarik dengan semua yang di sekeliling mereka.

"Tuan-tuan, perkenankan saya memperkenalkannya kepada kalian semua. Ini adalah Laoshi Zhang, selebriti di akademi kita. Dia adalah guru pertama yang mendapat nilai nol pada Ujian Kualifikasi Guru terhitung sejak berdirinya akademi kita ini! Dia adalah seseorang yang menciptakan sejarah!"

Laoshi Cao memperkenalkannya pada orang banyak.

"Nilai nol pada Ujian Kualifikasi Guru?"

"Ah! Saya pernah mendengar tentangnya saat sedang diperjalanan menuju ke sini. Tampaknya, proses pembelajaran seorang murid di bawah pengajarannya sangatlah kacau, dan murid itu nyaris saja lumpuh karenanya!"

"Saya juga pernah mendengar tentang hal itu. Cukup banyak orang yang memperingatkan saya untuk tidak memilih dia untuk menjadi guru saya. Kalau tidak, bukan hanya kultivasi saya yang tidak maju, saya bahkan bisa mati dibawah bimbingannya.

"Berpikir bahwa ia adalah guru legendaris yang diperbincangkan oleh semua orang. Saya tidak menyangka ia memiliki paras yang baik seperti itu!"

….

Setelah mendengar perkenalan Zhang Xuan oleh Cao Xiong, keributan pun terjadi di antara para murid.

Nilai pada Ujian Kualifikasi Guru diperoleh berdasarkan evaluasi pada beberapa aspek sebagai seorang guru, dan yang mana, murid-muridnya pun memiliki peran besar terhadap hasil ujian tersebut. Selama seorang guru memiliki seorang murid di bawah naungannya, maka ia akan menerima beberapa poin. Memperoleh nilai nol benar-benar menciptakan sejarah.

"Apakah kamu sudah selesai dengan perkenalanmu?"

Menghadapi komentar sinis dari Cao Xiong, Zhang Xuan tetap bersikap tenang.

Yang memperoleh nilai nol adalah Zhang Xuan yang sebelumnya, maka apa urusannya dengan dirinya yang sekarang?

Bagaimanapun juga, meskipun ia tidak marah, perilaku Laoshi Chao yang meningkatkan kepercayaan dirinya dan kesombongannya dengan menginjak-injak orang lain telah membuatnya kesal. Ia melambaikan tangan dengan tidak sabar dan berkata, "Karena kamu sudah selesai dengan perkenalanmu, kamu dapat segera pergi. Jangan mengganggu makan saya!"

Cao Xiong menyangka bahwa kawannya ini akan panik dalam rasa malu saat masa lalunya terbongkar, namun Zhang Xuan tidak hanya acuh tak acuh, ia bahkan memintanya untuk segera pergi. Wajah Cao Xiong pun menjadi muram dalam sekejap. Ia menghempaskan tangannya ke belakang, dan dengan menunjukkan wibawa sebagai seorang dosen, ia mencela, "Karena sudah memecahkan rekor terendah di akademi ini dengan nilai nol pada Ujian Kualifikasi Guru, tidakkah kamu sedikit pun malu?"

"Malu? Mengapa saya harus malu? Kamu telah mengatakan sendiri sebelumnya, saya sudah memecahkan rekor, dan karena itu, semua murid-murid tahu siapa saya. Tapi bagaimana denganmu?" Zhang Xuan mengangkat tangannya dan mengacungkan jari menunjuk pada para murid yang berada di belakang Cao Xiong. "Apakah mereka tahu berapa banyak nilai yang kamu dapat pada ujian itu? Sebelum datang ke akademi ini, sudahkah mereka pernah mendengar namamu? Jika itu bukan karena kegigihanmu, bahkan juga dengan membelikan mereka makanan, apa kamu pikir mereka akan mengakuimu sebagai guru mereka? Meskipun kamu hanyalah figur yang semua orang tidak tahu, kamu masih memiliki muka untuk dipamerkan di hadapan saya? Apa yang kamu banggakan di dunia ini sebenarnya!"

"Ah!"

Jika orang lain mendapat nilai nol pada Ujian Kualifikasi Guru, mereka akan menundukkan kepala mereka saat berada di tempat umum dan takut mempermalukan diri mereka sendiri. Namun, manusia ini sangat berkebalikan. Ia merasa gembira dengan masalah tersebut, dan ia terlihat merasa bangga. Di tambah lagi, ia bahkan memandang rendah Cao Xiong karena tidak mendapat nilai nol.

Cao Xiong sepertinya akan segera meledak.

Kulitnya benar-benar terlalu tebal! Terlebih lagi… Dengan hasil seperti ini, bagaimana mungkin ia tetap bangga pada dirinya sendiri?"

Tertegun, para murid yang berada di belakangnya memandang satu sama lain dengan tatapan kosong.

Bagaimana dengan reputasinya?

Guru ini… bukankah ia sangat tidak tahu malu!

Malu? berkulit tebal? Lelucon macam apa itu! Pada zaman Zhang Xuan hidup, untuk menjadi terkenal, banyak selebriti hingga melakukan segala macam hal yang memalukan. Mereka melakukan apapun yang mereka pikir mereka bisa, seperti foto telanjang atau berita-berita palsu, tanpa sedikitpun rasa malu. Ia hanya mendapat nilai nol pada Ujian Kualifikasi Guru, itu bukanlah apa-apa dibandingkan hal-hal yang dilakukan mereka di zaman ia sebenarnya tinggal!

Wajah Cao Xiong merah padam, "Tanggung jawab utama seorang guru adalah untuk membimbing murid-muridnya. Saya tidak akan bertengkar denganmu hari ini, kita akan selesaikan ini setelah kamu mempunyai murid. Pada saat itu, kita akan lihat murid siapa yang lebih terampil!"

Meninggalkan kata-kata itu, ia pun berbalik dan meninggalkan kantin

Pada saat ini, percakapan antara lelaki tua dan wanita muda terdengar di belakangnya.

"Guru itu tidak terlalu buruk. Kepribadiannya juga baik…"

Suara seorang wanita yang agak bingung terdengar. Bagaimanapun, menyaksikan kejadian sebelumnya, ada sedikit keraguan pada suaranya.

"Nona muda kedua, dengarkan saja saya untuk masalah ini. Tuan muda sudah mempercayai saya untuk membawamu kepada Laoshi Lu Xun sebelum kita datang ke sini, namun tetap saja kamu tidak mengindahkan kata-kata saya dan menepis perkataan saya. Terlebih lagi, kamu bahkan memilihnya di antara sekian banyak guru yang bisa kamu pilih…"

Suara lelaki tua terdengar, semburat frustasi dapat terdengar dari nada bicaranya.

"Guru itu… tidak seburuk yang kamu katakan. Di-dia adalah orang yang baik, dan ia bahkan menilai keadaan saya. Ia mengatakan bahwa… bila saya berlatih dengan benar, saya dapat mengungguli semua orang…" wanita muda itu membalas dengan ragu.

Kamu masih berharap dapat menjadi yang terbaik di bawah pelatihannya? Jika kamu benar mau dilatih olehnya, sudah jelas akan menjadi berkat apabila proses kultivasimu tidak hancur. Nona muda kedua, apa kamu tahu siapakah dia? dia adalah guru yang paling tidak berguna di seluruh akademi ini. Ia mendapat nilai nol pada Ujian Kualifikasi Guru sebelumnya… Leluhur kecilku, kamu lebih baik segera mengundurkan diri dari naungannya. Kalau tidak, jika tuan muda mendengar hal ini, ia akan membunuh saya…" Lelaki tua itu memohon.

"Kakak!"

Setelah mendengar bahwa lelaki tua itu membawa-bawa tuan muda, gadis kecil itu merasa terintimidasi. Wajahnya terbungkus ketakutan, dan ia mengalami dilema.

Mendengar kata-kata itu, mata Cao Xiong pun berbinar. Ia berhenti, berbalik badan, dan tersenyum kepada Zhang Xuan yang sedang menikmati santapannya. "Laoshi Zhang, apakah wanita ini adalah murid yang baru saja kamu terima? Haha, sepertinya banyak hal tidak berjalan dengan baik untukmu. Terdengar sepertinya ia berniat untuk mengundurkan diri dari naunganmu!"

Karena para guru dapat memilih murid mereka masing-masing, maka tentu saja, para murid juga memiliki hak untuk memilih guru mereka masing-masing.

Apabila ada murid yang merasa bahwa gurunya tidak mampu untuk melatih potensi mereka, maka ia dapat mengembalikan token identitas pada gurunya tersebut.

Suara Cao Xiong yang besar menarik beberapa perhatian. Wanita muda dan lelaki tua yang sedang berdiskusi beberapa saat lalu juga ikut memperhatikan Cao Xiong dan Zhang Xuan .

"Nona muda kedua, apakah ia adalah guru yang baru saja kamu akui?" Tatapan lelaki tua itu tertuju pada Zhang Xuan.

"Iya!" Wanita muda itu menganggukan kepalanya.

Lelaki tua itu langsung berdiri dan berjalan menuju Zhang Xuan, "Laoshi Zhang, nona muda kedua dari keluarga kami telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari kelas pelatihanmu!"

"Tuan Liu…" Wanita muda itu tidak menyangka bahwa lelaki tua itu segera mengambil keputusan. Dengan ekspresi bercampur aduk, ia dengan segera menghampiri dan menghadapi Zhang Xuan dengan tatapan bersalah "Guru, saya…"

Dia adalah murid yang baru saja diterima oleh Zhang Xuan, Wang Ying.

"Wang Ying, apakah kamu tahu bahwa saya tidak secara mudah menerima murid. Hanya karena takdir saya dapat memasukkan kamu ke kelas saya. Mengapa kamu mau menyerah terhadap kesempatan yang baik ini? Apakah kamu tahu banyak orang yang sangat ingin menjadi murid saya, hanya untuk ditolak pada akhirnya?"

Tentu saja, melihat seberapa besar usaha yang Zhang Xuan kerahkan untuk menarik wanita itu masuk, bagaimana bisa Zhang membiarkannya keluar begitu saja? Menilai dari nada bicara lelaki tua yang kecewa itu, ia menasihati Wang Ying.

"Apa-apaan…"

Mendengar kata-katanya, para murid disekitarnya, terutama mereka yang tahu betul tentang masa lalu Zhang Xuan, merasa penglihatan mereka berubah menjadi gelap, dan mereka nyaris saja terjungkir.

Kakak, dapatkah kamu setidaknya merasa malu? Apa yang kamu maksud dengan mengatakan bahwa banyak orang yang ingin menjadi muridmu, hanya untuk ditolak pada akhirnya… Sangat jelas bahwa kamu sendirilah yang tidak mampu menerima murid!

"Saya… tidak bermaksud…"

Di bawah kata-kata keras Zhang Xuan, Wang Ying langsung merasa bimbang, tapi sebelum ia dapat menyelesaikan kata-katanya, ia langsung disela.

"Ia akan mengundurkan diri dari pelatihamu!" Melihat bagaimana tidak tegasnya nona muda kedua, lelaki tua itu, Tuan Liu, melangkah ke depan, "Laoshi Zhang, nona muda kedua dari keluarga kami sudah secara sah memutuskan untuk mengundurkan diri dari pelatihanmu. Saya memberikan kepercayaan kepadamu untuk mengatur prosedur pengunduran diri!"

"Pengunduran diri? Kedua mata Zhang Xuan berkedut. "Kamu lebih baik mempertimbangkan kembali pilihanmu itu. Pengunduran diri dari naungan guru dapat membuat murid memiliki reputasi buruk, dan sepertinya tidak ada guru lain yang akan menerimamu! Apakah kamu mau merusak masa depan dari nona mudamu ini hanya karena keras kepalamu? Apakah kamu yakin akan bertanggung jawab?"

"Ini…" Tuan Liu mematung.

Para murid dapat mengundurkann diri dari pelatihan gurunya masing-masing, namun perilaku ini adalah hinaan bagi pihak guru. Selain itu, apabila seseorang mengundurkan diri dari pelatihan gurunya sekali saja, maka mereka tidak akan ragu untuk melakukannya lagi. Biasanya, para murid dengan 'catatan rekor buruk' tidak akan diterima oleh guru yang lainnya.

Bagaimanapun, siapa yang akan menerima murid yang tidak menghargai wibawa para guru?

Selain itu, menerima murid yang menarik diri dari guru lain dapat dianggap sebagai hinaan bagi guru sebelumnya. Para guru di akademi ini adalah rekan kerja, dan hal itu tidak bijaksana apabila harus menyakiti hati rekan mereka hanya karena satu murid.

Apabila seorang murid tidak bisa menemukan seorang guru untuk dirinya di akademi, masa depannya dapat hancur.

Mengetahui bahwa apa yang dikatakan Zhang Xuan adalah benar, kebulatan tekad Tuan Liu menjadi goyah.

Pada akhirnya, ia hanyalah pesuruh. Ia tidak akan mampu menerima konsekuensi apabila masa depan nona muda kedua akan terlibat masalah hanya karena penilaiannya saja.

"Tenanglah, nona muda kedua keluargamu ini mempunyai talenta yang bagus. Saya akan melatih dia dengan baik sehingga ia bisa mendapatkan nilai yang bagus pada pengujiannya nanti…" Melihat bahwa kebulatan tekad dari Tuan Liu sudah goyah, Zhang Xuan segera mendesak.

Kamu pasti bergurau! Bagaimana bisa saya membiarkan sesuatu yang sudah ada di genggaman saya untuk menjauh?

"Tunggu sebentar, siapa yang berkata bahwa tidak ada guru yang mau menerima dia? Wanita muda, apabila kamu akan mengundurkan diri dari naungan guru yang satu ini, saya akan langsung menerimamu sebagai murid saya!"

Sebelum Zhang Xuan dapat menyelesaikan kata-katanya, Cao Xiong melangkah maju dan merentangkan tangannya dengan bangga.

Martabatnya baru saja diinjak-injak oleh Zhang Xuan, dan karena ini adalah kesempatan bagi dirinya untuk merebutnya kembali, bagaimana bisa ia membiarkan hal ini begitu saja?

"Cao Xiong, apa maksudmu?"

Aura Zhang Xuan menjadi muram.

"Apa yang saya maksud dengan ini? Tidakkah kamu berpikir bahwa akan sangat disayangkan apabila tunas yang baik disia-siakan? Saya hanya menawarkannya tempat untuk berkembang apabila ia mengundurkan diri dari pelatihanmu. Lagi pula, para murid menghadiri akademi untuk belajar. Sudah seharusnya bagi mereka untuk memilih guru terbaik untuk menuntun mereka, dan bukan seseorang dengan nilai nol pada Ujian Kualifikasi Guru!"

Cao Xiong tertawa kecil dengan gembira.

"Merebut murid dari saya di depan publik, tidakkah kamu berpikir bahwa saya bisa saja melaporkan hal ini kepada kantor pendidikan?"

Ini bukanlah lagi sebuah omong kosong biasa, ada pihak lain yang mencoba merebut muridnya di hadapan publik!

Pada saat akademi menganjurkan para guru untuk memilih sendiri para murid mereka, mereka tidak memaafkan aksi guru yang merebut murid dari guru lain! Tidak hanya hal seperti itu dapat memperburuk hubungan antara para guru, hal ini juga dapat mempengaruhi budaya di akademi tersebut.

"Merebut murid? Kamu hanya melebih-lebihan permasalahan. Bagaimana kalau begini, mengapa kita tidak berkompetisi secara sportif saja? Mari kita berikan masukan kepada murid ini dan biarkan dia memilih sendiri. Beranikah kamu menerima tantangan ini?"

Cao Xiong menjelaskan.