Wanita itu melenggak-lenggok, berjalan di depan. Di belakangnya mengikuti kelompok koki yang terus menelan air liur mereka.
Tentu saja, ada juga beberapa yang bersikap biasa dan sepertinya tidak tertarik dengan wanita itu.
Berjalan melalui sebuah pintu, keharuman makanan menyambut mereka. Ruangan di depan mereka mendadak berubah menjadi luas. Pintu pertama yang sangat lebar telah berubah menjadi dapur raksasa dengan deretan kompor dan meja kerja. Ada pula para koki yang sedang sibuk di setiap meja kerja.
Setelah setiap masakan selesai, masakan itu dibawa pergi.
Mereka melihat seorang koki mandi keringat. Dia terlihat benar-benar kelelahan.
Banyak orang merasa ragu-ragu. Mereka tidak menahan diri untuk bertanya kepada wanita itu.
"Mengapa dia masih memasak? Para pengunjung pasti telah selesai makan, bukan? Atau apakah mereka masih makan? Berapa banyak dari mereka yang masih makan …." desah seseorang.