Ketika telur hewan buas roh dimasukkan ke dalam penggorengan, telur itu bersuara mendesis, minyak memercik dan embusan asap naik ke atas, meliputi bersama aroma pekat telur yang langsung memenuhi ruangan.
Bu Fang memegang penggorengan dengan satu tangan, membuat cairan telur mengalir dengan bebas di dalam penggorengan, mengental. Tidak lama kemudian putih telur berkilauan dalam cahaya berwarna seperti satu butir giok. Tertanam di tengah putih telur terdapat kuning telur, elok seperti batu ratna cempaka yang menyilaukan.
Ekspresi Bu Fang tenang. Dia menggoyangkan tangan, dan dalam sekejap, telur mata sapi dilemparkan ke udara, membuat jungkir balik bentuk lengkungan di langit sebelum kembali mendarat ke penggorengan.
Para penonton bingung. Pandangan mereka mengikuti lintasan telur mata sapi, melemparkan ke atas lalu kembali ke dalam penggorengan. Lucu sekali, melihat setiap kepala naik turun bersama-sama.
