"Pe . . . pemimpin tertinggi?!"
Si pemabuk tua memutar kepalanya dan kakinya langsung lemas ketika dia melihat sosok orang tua yang berdiri di belakangnya. Dia hampir terkejut setengah mati dari kemunculan pemimpin tertinggi yang tiba-tiba setelah baru saja menyebut namanya beberapa saat yang lalu.
Dengan senyuman lembut di wajahnya, pria tua itu dengan santai melambaikan tangan dan botol labu arak kepunyaan Si Pemabuk Tua jatuh ke tangannya. Senyum tipis muncul di bibirnya ketika dia menggoyangkan botol itu dan terdengar suara cairan berguncang dari dalam.
Pria tua itu membuka botol labu arak dan mencubit botol tersebut dengan jarinya ketika tetesan arak berbentuk seperti butiran mutiara melayang ke luar dari botol labu arak itu.