Benua Naga Tersembunyi merupakan benua yang luas dan kaya akan sumber daya. Ada banyak pegunungan tinggi, sungai pegunungan yang tidak ada habisnya, laut yang tidak berbatas, dan bahkan danau terbungkus dalam miasma.
Tanah Liar adalah dataran luas yang terletak di luar batas Kekaisaran Angin Sejuk. Ada hutan luas dan juga danau luas di dalam dataran. Namun, ini bukanlah hal yang utama. Alasan di balik nama Tanah Liar adalah hewan buas roh yang tidak terhitung banyaknya, yang hidup di dalam dataran tidak berbatas. Hewan buas roh ini tidak seimbang jumlahnya dan kekuatannya bervariasi.
Seperti sarang berbentuk lingkaran, Tanah Liar dibagi menjadi tiga lapis: area luar, area dalam, dan area tengah. Kekuatan hewan buas roh yang tersebar di setiap area berbeda-beda. Semakin dekat ke tengah, semakin besar kekuatan hewan buas roh . . . Ada isu yang menyebutkan bahwa ada hewan buas roh tingkat sembilan yang tinggal di area tengah Tanah Liar.
Maka dari itu, area tengah Tanah Liar dikenal sebagai area terlarang bagi manusia. Bahkan seorang Tingkat tujuh Malaikat-Perang tidak berani masuk ke dalam area ini. Di hadapan hewan buas roh tingkat sembilan, seorang manusia Malaikat-Perang tidak lebih dari seekor semut.
Area luar Tanah Liar.
Dengan ledakan beruntun, angin topan tiba-tiba muncul dan menghancurkan pepohonan di sekitar situ. Tiga sosok manusia dengan cepat bergerak di antara pepohonan sambil terus-menerus mengeluarkan energi berkekuatan besar.
Di antara angin topan, dua sosok manusia menyerang seekor hewan buas roh di depan mereka untuk mengepungnya. Targetnya adalah seekor hewan buas roh yang berusaha melarikan diri.
Kecepatan berlari hewan buas roh sangat cepat dan aura yang keluar darinya juga sangat kuat. Ia adalah seekor hewan buas roh tingkat enam. Badan bagian atas terus-menerus mengeluarkan listrik sambil mengeluarkan suara mendesis. Ketika ia berlari dengan cepat melewati area itu, bau terbakar melayang di udara.
"Saudara laki-laki kedua! Babi Roh Guntur Api telah melambatkan larinya! Kita tidak boleh membiarkan hewan itu kabur!" Sebuah suara yang jernih dan lembut terdengar ketika aliran energi murni melaju dan mengenai Babi Roh Guntur Api yang berlari di depan mereka.
Dengan raungan, Babi Roh Guntur Api berlari semakin cepat dan langsung menabrak pohon besar. Gelombang listrik terlompat dari tubuhnya dan langsung membakar pohon yang tumbang.
Seorang pria berpakaian hijau dengan rambut panjang berkibar mengejar Babi Roh Guntur Api ketika berdiri di atas pedang terbang. Sambil tersenyum tipis, dia melihat ke arah Babi Roh Guntur Api yang berlari di kejauhan dan berkata, "Adik seperguruan, tidak perlu terburu-buru. Walaupun Babi Roh Guntur Api adalah hewan buas roh tingkat enam, hewan itu hanya memiliki pertahanan yang kuat. Kemampuan bertarung, kecepatan, dan staminanya lemah. Tidak lama lagi, ia akan berhenti berlari.
Di sebelah pria tampan, seorang gadis muda yang menggemaskan bermata lebar dengan bersemangat menatap Babi Roh Guntur Api. Senyum di wajahnya menawan dengan dua lesung pipit di pipinya.
Tiba-tiba, sesaat pria itu sedikit terkejut ketika dengan bingung dia melihat ke satu titik di kejauhan.
Sosok Babi Roh Guntur Api tiba-tiba berhenti. Ruang kosong di depan babi roh tiba-tiba berdistorsi. Kemudian sebuah kumparan udara berputar dari ruang yang terdistorsi. Dari dalam angin topan muncul bintik-bintik cahaya terang berkedip-kedip.
Dum !
Dengan ledakan kuat, angin topan mereda dan muncul satu sosok langsing dari dalam sinar formasi sihir.
Dengan raungan penuh amarah, kecepatan Babi Roh Guntur Api tidak berkurang sama sekali ketika ia menyerang sosok langsing yang muncul tiba-tiba. Bagaimanapun juga hewan itu masih merupakan hewan buas roh tingkat enam. Walaupun kemampuan bertarungnya lemah, tabrakan yang disebabkan oleh serangan yang kuat masih akan menghancurkan.
"Hmm? Apa-apaan ini?" Sosok langsing itu sepertinya masih merasa linglung. Ketika dia menegakkan kepalanya dan menyadari ada seekor babi yang berlari dengan kecepatan tinggi ke arahnya, dia langsung menaikkan alisnya dan acuh tak acuh mengeluarkan kata-kata itu.
"Hati-hati!" Walaupun pria berbaju hijau tidak mengerti bagaimana pria langsing dapat tiba-tiba muncul, dia tetap memperingatkannya karena dia berniat baik.
Wajah gadis muda dengan lesung pipit di belakangnya juga berubah pucat karena ketakutan. Dia menutupi matanya karena dia tidak berani melihat adegan tragis yang akan terjadi . . .
Pria berbaju hijau tidak menyangka bahwa tiba-tiba akan ada orang yang muncul di depan Babi Roh Guntur Api. Walaupun kekuatan bertarung hewan buas roh ini tidak kuat, pertahanannya mengerikan. Dengan kulitnya yang tebal dan otot yang padat, bahkan seorang tingkat Kaisar-Perang akan terluka parah jika bertabrakan langsung. Orang biasa akan langsung terjepit menjadi daging cincang.
Namun, adegan yang terjadi selanjutnya menyebabkan ekspresi pria itu tiba-tiba membeku dan matanya penuh dengan ketidakpercayaan.
Walaupun menghadapi serangan Babi Roh Guntur Api, pria muda itu terlihat tidak bergeming. Ekspresi wajahnya tidak berubah dan matanya setenang air. Dia hanya melihat pisau dapur sederhana yang muncul dalam tangan anak muda tersebut.
"Apakah kamu serius . . . Apa gunanya mengeluarkan pisau dapur jika kamu berhadapan dengan serangan Babi Roh Guntur Api?" Ini adalah pikiran pertama yang muncul di dalam pikiran pria berbaju biru ketika dia melihat pisau dapur tersebut.
Namun, hasilnya benar-benar di luar dugaan. Kecepatan Babi Roh Guntur Api tidak berkurang sama sekali, sementara pisau dapur yang sederhana yang dipegang oleh anak muda tersebut mulai mengeluarkan sinar emas menyilaukan. Pria berbaju hijau tidak dapat membuka matanya karena sinar emas menyilaukan.
Setelah sinarnya mereda, semua menjadi sunyi seperti semula.
Ketika pria berbaju hijau melihat adegan di depannya, mulutnya sedikit terbuka dan wajahnya dipenuhi ketakutan dan keseriusan. Gadis muda di sebelahnya juga berseru terkejut dan matanya terbuka lebih lebar.
Babi Roh Guntur Api terbelah menjadi dua ketika hewan itu masih hidup. Badannya yang sangat besar jatuh ke tanah dan darah tertumpah ke mana-mana. Arus listrik masih terlihat berlompatan di dalam genangan darah.
Pria muda itu memasukkan kembali pisau dapur yang sederhana dan berjalan menuju babi roh guntur api sambil membawa satu bundelan. Dia berjongkok di sebelah Babi Roh Guntur Api dan sepertinya sedang mengamati bangkainya.
Pria berbaju hijau dan gadis muda itu cepat-cepat turun dan tidak berani membuat suara sekecil apa pun juga. Fakta bahwa orang di depan mereka dapat membunuh Babi Roh Guntur Api yang terkenal dengan kekuatan pertahanan dengan satu kibasan, tidak salah lagi dia merupakan pendekar yang sangat kuat.
Dia bahkan mungkin merupakan pendekar tingkat tujuh Malaikat-Perang!
"Yang mu . . . Kakak, gerakan yang luar biasa! Membunuh Babi Roh Guntur Api dengan satu kibasan pisau, kamu sungguh menakjubkan." Pria berbaju hijau tersenyum ketika dia berbicara kepada pria muda yang mengamati bangkai Babi Roh Guntur Api.
Pria muda itu tanpa ekspresi mendongak dan menoleh ke arah pria berbaju hijau dan gadis dengan lesung pipit yang berdiri di belakangnya. Dia acuh tak acuh mengangguk dan berdiri.
"Daging hewan Babi Roh Guntur Api mengandung guntur dan elemen api. Ini merupakan bahan yang lumayan bagus. Sayang sekali, ini masih kurang sesuai dengan bahan yang saya harap dapat ditangkap," pria muda itu berkata pada dirinya sendiri. Namun, kata-kata ini terdengar seperti guntur di telinga pria berbaju hijau.
"Astaga . . . Dia sungguh seorang yang patut dicontoh! Bahkan Babi Roh Guntur Api tingkat enam tidak cukup baik untuknya, apakah dia mencari hewan buas roh tingkat tujuh?" pikir pria berbaju hijau.
"Hmm . . . Bolehkah saya mengetahui nama-nama Anda? Apa yang Anda lakukan di sini?" pria muda itu bertanya kepada pria berbaju hijau sementara ekspresinya tidak berubah.
"Kakak, nama saya Tang Yin, murid dari Aliran Perguruan Misteri Langit. Ini adalah adik seperguruan saya, Lu Xiaoxiao. Bolehkan saya mengetahui nama Anda?" kata Tang Yin dengan penuh hormat, dia menyadari bahwa fluktuasi energi murni yang datang dari tubuh pria muda ini sebenarnya tidak terlalu kuat. Kekuatannya kira-kira tingkat empat Roh-Perang. Walaupun demikian, dia tetap berbicara dengan sopan.
Tingkat empat Roh-Perang . . . Bagaimana mungkin seseorang dengan tingkat kultivasi serendah itu berani memasuki Tanah Liar? Sudah jelas . . . Tidak mungkin ada orang yang dapat membunuh hewan buas roh tingkat enam dengan sekali tebas menggunakan pisau dapur merupakan tingkat empat Roh-Perang.
"Oh, nama saya Bu Fang. Saya adalah seorang koki. Saya berasal dari . . . err, Kekaisaran Angin Sejuk." Bu Fang dengan bersungguh-sungguh juga memperkenalkan diri.
"Eh . . . Ah? Seorang koki? Apakah kamu baru saja memperkenalkan dirimu sebagai seorang koki?" pikir Tang Yin.
Baik Tang Yin maupun Lu Xiaoxiao berekspresi aneh di wajah mereka. Mereka harus mengakui bahwa kegemaran para orang kuat memang sulit dipahami. Guru mereka, penatua ketiga dari Aliran Perguruan Misteri Langit, juga mendedikasikan banyak waktu untuk mendalami ilmu memasak di dalam dapur.
"Kakak, dapatkah Anda menjual Babi Roh Guntur Api ini kepada kami? Adik seperguruan saya dan saya datang jauh-jauh ke Tanah Liar demi menangkap Babi Roh Guntur Api ini . . . "kata Tang Yin sambil menghormat dengan tangan dikepal menyatu dengan telapak tangan.
Bu Fang berpikir untuk beberapa saat ketika dia menoleh ke arah bangkai Babi Roh Guntur Api. Ujung mulutnya melebar membentuk senyum ketika dia berkata, "Kamu dapat memilikinya, karena saya tidak memerlukan bahan ini. Selain untuk memasak, tidak ada kegunaan lain dari daging Babi Roh Guntur Api. Apakah kalian berdua juga adalah koki?"
Pupil Tang Yin sedikit berkerut ketika kekagumannya dalam hati terhadap Bu Fang tiba-tiba berkembang. Sesuai yang diharapkan dari seorang yang lebih senior! Dia dapat mengetahui tujuan berburu daging Babi Roh Guntur Api dengan sekali lihat! Dia benar! Mereka berada di sana untuk mencari bahan masakan bagi guru mereka!
"Tidak masalah kamu koki atau bukan. Saya mempunyai pertanyaan untuk kalian berdua." Bu Fang memotong Tang Yin yang akan menjawab dan berkata, "Apakah kamu mengetahui, adakah bahan masakan yang lebih baik dibandingkan dengan Babi Roh Guntur Api di sekitar sini?"