Chereads / Seni Memasak dari Dunia Lain / Chapter 47 - Sebuah Sistem Berlidah Berbisa Tidak Akan Dicintai oleh Tuan Rumah

Chapter 47 - Sebuah Sistem Berlidah Berbisa Tidak Akan Dicintai oleh Tuan Rumah

"Benarkah Jenderal Xiao Meng pergi ke restoran itu?" tanya putra mahkota, Ji Chengan, memandang Xushi dengan heran dan bingung.

Xushi mengelus jenggot panjangnya dengan lembut dan ujung mulutnya menukik ke atas ketika dia mengangguk. Dia juga merasa heran, karena dia tidak mengharapkan orang seperti Jenderal Xiao Meng muncul di restoran.

"Apakah kamu mengetahui alasan Jenderal Xiao Meng muncul di restoran?" tanya putra mahkota selagi dia bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan-lahan.

Xushi terdiam sesaat dan berkerut selagi dengan tidak yakin menjawab, "Mungkin Jenderal Xiao tertarik dengan rasa makanan dari restoran itu . . ."

Putra mahkota menengok ke arah Xushi dan memandangnya dengan senyum palsu. "Apakah kamu pikir jawabanmu realistik? Jenderal Xiao adalah pendekar tingkat tujuh Malaikat-Perang dan telah mencapai keadaan dimana dia tidak perlu mengkonsumsi makanan. Karena dia tidak memiliki hasrat pada makanan dan minuman, mengapa dia pergi ke sebuah restoran demi makanan lezat?"

Ujung mulut Xushi menukik ke atas. Dia benar-benar percaya bahwa Jenderal Xiao pergi ke restoran itu untuk makan. Putra mahkota belum mencicipi masakan dari restoran itu, jadi dia tidak tahu rasanya. Dia tidak akan mempertanyakan asumsi Xushi jika dia sudah mencicipi masakan di situ setidaknya sekali saja.

Apa pun yang terjadi, dilihat dari sudut pandang Xushi, restoran itu sangat ajaib.

"Yang Mulia betul sekali. Saya akan pergi dan menyelidikinya sekarang," kata Xushi sambil menghormat dengan tangan dikepal menyatu dengan telapak tangan tanpa membantah.

"Pergilah. Sepertinya kamu sangat menikmati masakan dari restoran itu. Apa benar seenak itu?" tanya putra mahkota ringan sambil menoleh ke arah Xushi. Dia tentu saja tahu di mana keberadaan Xushi.

"Betul sekali, Yang Mulia. Terutama Ikan Rebus . . . lezat dan empuk sekali!" jawab Xushi selagi matanya bersinar. Langsung saja dia teringat, dia sedang berbicara dengan putra mahkota, maka dia langsung menutup mulutnya dan mundur dengan senyum dipaksakan.

"Ikan Rebus . . . kedengarannya enak." Putra Mahkota terkejut sesaat lalu seulas senyum muncul di wajahnya.

…..

Ketika malam tiba, cahaya rembulan bagaikan cadar yang menyelimuti selapis cahaya yg tersisa menyelimuti kota.

Dapur Restoran Kecil Fang Fang.

Bu Fang mengambil napas dalam dan mengeluarkan Ayam Pheonix Darah dari dalam kandang. Dia tidak mempedulikan bunyinya.

Setelah membului dan membersihkan isi perut Ayam Pheonix Darah, Bu Fang mengikuti instruksi resep Sup Ayam Pheonix Bumbu Sage sekali lagi.

Dia membuat lubang di badan Tanaman Obat Sage yang gemuk dan menuang jusnya ke dalam mangkuk kecil. Lalu Tanaman Obat Sage yang diiris kecil beserta tanaman obat lainnya yang sudah diproses dimasukkan ke dalam perut Ayam Pheonix Darah. Akhirnya dia mengeluarkan pot tanah liat, mengisinya dengan air dari mata air musim semi dan memasukkan Ayam Pheonix Darah.

Pot tanah liat dimasak beberapa saat hingga sedikit keharuman daging ayam keluar dari pot. Ketika Bu Fang membuka tutupnya, uap tebal bercampur keharuman daging dan tanaman obat roh keluar, memberinya perasaan segar. Dia menuangkan jus tanaman obat sage ke dalam pot tanah liat dan menutupnya. Lalu tibalah saatnya untuk langkah yang paling penting.

"Sistem, bagaimana cara menggunakan energi murni untuk memasak? Apakah saya menyemprotkan pot tanah liat dengan energi murni langsung?" tanya Bu Fang bingung.

"Kuliner energi murni: Koki memberi nutrisi bahan dan bumbu dengan energi murni dengan cara meresapi melalui peralatan dapur. Koki akan diuji kemampuan memanipulasi energi murni dan mengatur rasa masakan.

Bu Fang bingung ketika mendengar penjelasan sistem. Ketika pandangannya berfokus pada pot tanah liat yang sedang berada di atas api, dia melihat gelombang udara panas memancar darinya.

"Sistem, apakah kamu yakin? Jika saya memegang pot tanah liat, bukankah tangan saya akan melepuh?" ujung mulut Bu Fang berkedut.

"Pot tanah liat tanah liat ini dibuat secara khusus. Pot ini akan otomatis mengatur temperatur ketika mendeteksi energi murni. Tuan rumah tidak perlu khawatir," kata sistem serius.

Bu Fang merasa skeptis ketika dia mengulurkan tangan dan seberkas sinar bersirkulasi di telapak tangannya. Seperti ada cadar yang menutupi tangannya.

Tingkat tiga Maniak-Perang mampu mengeluarkan energi murni di luar tubuhnya dan juga merupakan standar minimum untuk kuliner energi murni.

Bu Fang berekspresi serius ketika dia perlahan menyentuhkan telapak tangannya ke tutup pot. Rasa hangat tersalur ke telapak tangannya, tapi panas yang dia harapkan tidak muncul.

"Luar biasa, "seru Bu Fang terkejut.

Lalu dia menutup matanya dan memanipulasi energi murni di dalam tubuhnya. Dia perlahan menyalurkan energi murni melalui pot tanah liat ke dalam bahan dan bumbu yang sedang bergolak di dalam . . .

Seperti sejenis penyerapan tidak terlihat sesunyi angin musim semi di malam hari.

Melalui tutup pot, Bu Fang dapat merasakan perubahan bahan dan bumbu di dalam pot tanah liat. Bahan dan bumbu terus menyerap energi roh di bawah semburan energi murni dan jus Tanaman Obat Sage juga terus diserap oleh daging ayam.

Setelah setengah jam mentransfer energi murni seperti ini, Bu Fang perlahan menarik tangannya dan berhenti.

Titik-titik kecil keringat mengalir di dahinya. Mengeluarkan energi murni membuatnya sedikit lelah.

Bu Fang duduk di kursi untuk beristirahat selama kurang lebih setengah jam, lalu dia melanjutkan dengan kuliner energi murni sekali lagi. Energi murni di dalam tubuhnya dikontrol sesuai dengan keinginannya ketika mengalir ke pot tanah liat dan terus-menerus memberi nutrisi ke bahan dan bumbu.

Setelah setengah jam berikutnya, Bu Fang menarik tangannya lagi. Dia membuang napas berat dan menggunakan handuk untuk menghapus keringat di dahinya.

Saat itu, dapur telah terselimuti oleh keharuman yang sangat pekat. Ada harum daging, tanaman obat roh dan Tanaman Obat Sage yang bercampur menjadi satu.

Dibandingkan dengan hari sebelumnya, keharuman hari ini lebih memikat. Jika keharuman kemarin membuat seseorang merasa mereka sedang bermain di sungai kecil, maka keharuman sekarang membuat mereka seakan sedang berada di sungai besar dan beraliran air deras.

Bahkan Bu Fang tidak dapat menahan diri untuk mengendus beberapa kali karena keharuman yang kaya sangat memabukkan. Ini adalah hasil dari kuliner energi murni. Jelaslah lebih superior bila dibanding dengan kuliner biasa dan rasanya juga akan menjadi lebih baik.

Energi murni seperti sejenis bumbu. Setelah ditambahkan ke dalam bahan masakan, katalis spesial terjadi dan membuat rasa bahan menjadi lebih enak. Tambahan lagi, energi roh di dalam bahan akan lebih rata didistribusikan ke dalam berbagai bagian bahan.

Setelah merebus bahan dan bumbu dan memasak setengah jam lagi menggunakan energi murni dua kali, Sup Ayam Pheonix Bumbu Sage akhirnya selesai. Bahkan Bu Fang merasa sangat lapar ketika dia mencium aroma masakan.

Bu Fang membawa pot tanah liat ke atas meja, dan dia membuka tutupnya. Aroma keharuman langsung keluar. Uap panas, ditemani dengan keharuman, menyebar ke udara.

Setelah dengan serakah mengambil napas, pandangan Bu Fang akhirnya berfokus ke isi pot tanah liat.

Saat dia melihat ke dalamnya, ekspresi wajah dipenuhi kebahagiaan tidak terkira. "Saya berhasil!"

Ayam Pheonix Darah terdiam di dalam pot tanah liat. Dagingnya sebening kristal seperti jeli dan sedikit bergetar karena udara panas. Warna supnya oranye kemerahan dan tidak ada sari pati mengambang di atas sup seperti hari sebelumnya. Telah terbukti, sari pati telah seluruhnya terserap ke dalam sup ayam karena dimasak dengan energi murni.

Perut Bu Fang bergemuruh. Daging Ayam Pheonix Darah indah laksana karya seni dan terlihat sangat menggugah selera.

"Sistem, kali ini Sup Ayam Pheonix Bumbu Sage seharusnya dapat dianggap berhasil, betul?" Bu Fang dengan bangga bertanya pada sistem. Dia jenius. Apa susahnya kuliner energi murni?

"Masakan ini hampir tidak dapat memenuhi kriteria. Apakah tuan rumah ingin sistem menilai Sup Ayam Pheonix Bumbu Sage kali ini?" tanya sistem serius.

Bu Fang tertegun untuk beberapa saat. Sebelum dia dapat bereaksi, sistem mulai dengan serius mengumumkan rankingnya.

"Tuan rumah tidak sepenuhnya berhasil menjaga Ayam Pheonix Darah selama proses memasak dan kulitnya sedikit rusak. Jus Tanaman Obat Sage ditambahkan terlalu awal dan ketebalan potongan Tanaman Obat Sage tidak sama persis dan tidak cukup tipis. Kontrol dalam proses kuliner energi murni kurang kuat dan tingkat energi murni terlalu lemah. Ranking keseluruhan: Sup Ayam Pheonix Bumbu Sage yang hampir tidak memenuhi kualifikasi."

Bu Fang tanpa ekspresi menoleh ke sup ayam. Dia tiba-tiba merasa sup yang dia pikir sempurna menjadi tidak terlalu sempurna. Keharumannya juga telah mulai melemah.

"Sebuah Sistem Berlidah Berbisa Tidak Akan Dicintai oleh Tuan Rumah!"

Bu Fang merasa jengkel. Dia memutuskan untuk minum semangkuk sup ayam untuk menenangkan dan mengalihkan fokusnya ke Sup Ayam Pheonix Bumbu Sage.

Karena ini adalah pertama kalinya dia mencicipi masakan menggunakan energi murni, dia sedikit gembira.