Wajah Xiao Xiaolong merona namun dia masih berbicara dengan nada mengancam, Bu Fang memandangnya penuh arti dan menyeringai.
Xiao Xiaolong berkedip dan kulitnya yang cerah bersemu merah, namun masih dengan nada merendahkan dia berkata, "Biarkan saya mengatakan ini sebelumnya, Saya memesan bukan karena saya menerima harga yang tertera. Saya memesan karena saya bermaksud membuktikan bahwa Nasi Goreng Telurmu tidak sesuai harganya!"
"Baiklah, semangkuk Nasi Goreng Telur, betul? Tunggu sebentar," jawab Bu Fang tanpa ekspresi. Dia melambaikan tangannya dan menuju dapur, "Oh ya. Mie Kering Campur kami dan Oseng–oseng Sayur juga cukup enak. Apakah Anda ingin mencobanya ?"
"Kabarnya Nasi Goreng Telur terasa lebih lezat jika disantap dengan Oseng–oseng Sayur." Bu Fang berhenti di depan pintu masuk dapur, melihat ke belakang, dan dengan santai dan tanpa malu–malu mengiklankan dua menu masakan lainnya.
Pikiran Xiao Xiaolong melayang sebentar, lalu melirik harga masakan tersebut dan tiba–tiba dadanya terasa sakit yang tak dapat dijelaskan.
"Tidak perlu! Beri saya Nasi Goreng Telur saja."
"Oh, baiklah. Sayang sekali." Bu Fang mengangguk dan masuk ke dapur.
Melihat ekspresi Bu Fang yang tenang, Xiao Xiaolong tergoda untuk meninju mukanya. Pikirnya, "Seratus koin emas untuk sepiring Oseng–oseng Sayur, kamu pikir saya orang bodoh? Memberi harga seratus koin emas untuk sesuatu yang paling–paling bernilai sepuluh koin tembaga, mungkin hanya ini satu–satunya restoran di seluruh benua yang berani melakukannya."
Selagi Bu Fang mempersiapkan Nasi Goreng Telur, Xiao Xiaolong merasa sangat bosan dan tatapan matanya dengan sendirinya menemukan anjing hitam besar yang duduk di pintu masuk, atau lebih tepatnya lagi, di mangkuk tempat makanannya.
Dalam pikirannya, Xiao Xiaolong mengingat–ingat wangi Nasi Goreng Telur. Keharumannya laksana sutra yang mengembang dan seperti sentuhan sang kekasih. Tiba–tiba, nafsu makannya naik dan perutnya keroncongan seperti guntur. Untungnya, tidak ada pelanggan lain di dalam restoran itu, jika tidak, tuan muda Xiao yang terkenal di kota kekaisaran akan keluwesan dan sopan santun akan berada dalam situasi yang memalukan.
Si anjing hitam besar masih makan dari mangkuknya ketika dia tiba–tiba berhenti, seperti merasakan sesuatu, dia mendongakkan kepalanya. Ketika matanya menatap mata Xiao Xiaolong dan manusia bodoh itu masih memandangi mangkuk makanannya, dia berubah menjadi geram!
Anjing itu menarik mangkuk makannya lebih dekat lagi ke tubuhnya, berdiri dan duduk sekali lagi membelakangi Xiao Xiaolong. Dia melanjutkan makan setelah pandangan mata pria itu terhalang.
Xiao Xiaolong sekali lagi merasa dadanya tertusuk panah yang tak terlihat… Dia direndahkan oleh anjing itu untuk kedua kalinya!
"Hmph! Kamu pikir saya mau makan makanan anjing?! Beraninya seekor anjing merendahkan manusia! Hmph!" pikir Xiao Xiaolong marah.
Lima menit berlalu dan sekali lagi bau harum berembus dari dapur. Harum telur bercampur aroma nasi samar–samar meracuni Xiao Xiaolong. Hanya dengan mencium wangi masakan, air liurnya mengalir tak terkontrol.
"Baunya memang harum sekali, namun sebuah kristal tetap saja mahal untuk harga satu porsi Nasi Goreng Telur!" pikir Xiao Xiaolong sambil menelan ludah.
Akhirnya, Bu Fang keluar dari dapur dengan mangkuk di tangannya. Aroma harum dari masakan tersebut tersebar di udara dan menyelimuti seluruh restoran itu.
"Ini Nasi Goreng Telur pesanan Anda, selamat menikmati."
Tanpa ekspresi Bu Fang meletakkan Nasi Goreng Telur di hadapan Xiao Xiaolong.
Asap putih naik dari mangkuk dan berputar di hadapan Xiao Xiaolong sebelum berpencar di udara. Ledakan bau harum membuat Xiao Xiaolong tanpa sadar mengambil napas dalam–dalam.
Tanpa menaruh perhatian pada Bu Fang, Xiao Xiaolong memandang Nasi Goreng Telur. Pikirnya, "Berani memberi harga sebuah kristal untuk semangkuk Nasi Goreng Telur… ini pasti bukan Nasi Goreng Telur biasa!"
Di dalam mangkuk porselen terdapat nasi laksana mutiara. Setiap butir nasi terbungkus oleh cairan telur kuning keemasan. Cairan telur itu tidak sepenuhnya matang, masih kental. Seakan butiran nasi diselimuti oleh saus telur. Namun, kekentalan telurnya tepat dan berkisar delapan puluh persen matang. Ketika tercampur bersama, butiran nasi seperti memakai gaun emas yang bersinar keemasan.
"Ini… ini bersinar!" Xiao Xiaolong menatap kosong ke mangkuk Nasi Goreng Telur di hadapannya.
Dia tidak pernah berpikir bahwa semangkuk Nasi Goreng Telur dapat terlihat seperti sebuah karya seni.
Xiao Xiaolong terlahir di keluarga bangsawan. Sebagai anak ketiga dari seorang jenderal besar, dia mempunyai akses ke semua makanan bercitarasa tinggi. Dia telah mencoba Nasi Goreng Telur buatan koki keluarganya, bahkan Nasi Goreng Telur yang dibuat oleh koki dari istana kekaisaran… Namun, bila dibandingkan dengan semangkuk Nasi Goreng Telur yang bersinar di hadapannya, kedua nasi goreng itu kalah dalam hal presentasi dan aroma.
Sebetulnya, semangkuk Nasi Goreng Telur di depannya hanya berisi telur dan nasi. Tidak ada bahan lain, daun bawang pun tidak ada. Namun, Xiao Xiaolong mempunyai perasaan yang tidak dapat diungkapkan, bahwa hidangan ini lebih lezat daripada yang dibuat oleh koki kekaisaran.
Xiao Xiaolong mengambil sendok porselen biru putih dan meletakkannya di atas meja, menjilat bibirnya dan menyendokkan sendoknya ke dalam Nasi goreng Telur. Sewaktu sendoknya menyendokkan Nasi Goreng Telur, kepulan bau harum menyerang indera penciumannya. Ketika dia hati–hati menyendokkan telur dan nasi, deretan kuning telur tertinggal.
Tanpa memedulikan sekelilingnya, Xiao Xiaolong menyendokkan Nasi Goreng Telur ke dalam mulutnya.
Sewaktu sendok itu memasuki mulutnya, rasa yang sangat indah mengejutkan indera perasanya. Telur yang kental tiba–tiba membeku dan bercampur dengan nasi laksana mutiara menciptakan ledakan dalam mulutnya!
"Oh Tuhanku! Bagaimana mungkin ada Nasi Goreng Telur yang begitu lezat di dunia ini! Aku merasa dorongan yang sangat kuat untuk menangis!"
Xiao Xiaolong betul–betul terlena dengan rasa masakan, hingga sepertinya seluruh tubuhnya berenang di dalam lautan rasa Nasi Goreng Telur.
Xiao Xiaolong terus menyendokkan satu demi satu Nasi Goreng Telur, walaupun panas dari nasi membuatnya bersin, dia tak mampu berhenti.
"Nyam nyam!"
Wajah Xiao Xiaolong hampir tenggelam ke dalam mangkuk sewaktu dia makan, jika dilihat mirip dengan anjing besar hitam ketika makan Nasi Goreng Telur.
"Lezat sekali!" Xiao Xiaolong selesai menyendok dan makan dalam satu gerakan. Ketika dia berteriak, beberapa butir nasi terloncat dari mulutnya. Matanya melebar ketika dia mengambil butiran–butiran nasi itu dan memasukkannya ke dalam mulut.
Bu Fang duduk di hadapan Xiao Xiaolong dan dengan tenang mengamati keadaan. Cara makan Xiao Xiaolong sesuai dengan perkiraannya. Ketika dia pertama kali mencicipi Nasi Goreng Telur, keadaannya tidak jauh berbeda dengan keadaan Xiao Xiaolong.
Xiao Xiaolong menggunakan lidahnya untuk menjilat mangkuknya hingga licin tandas, berputar seperti lingkaran di sekitar permukaan mangkuk. Ketika dia telah menelan butiran nasi terakhir, akhirnya dia menarik napas lega dengan ekspresi kepuasan di wajahnya.
"Apakah ini benar–benar Nasi Goreng Telur?! Luar biasa! Bahkan nasi goreng yang dibuat oleh koki keluargaku… Tidak, bahkan koki kekaisaran tak mungkin membuat nasi goreng seperti ini!" Xiao Xiaolong berbicara pada dirinya sendiri. Bu Fang yang sedang duduk, diam seribu bahasa.
"Sekarang, apakah kamu pikir Nasi Goreng Telur ini sepadan dengan satu kristal?" tanya Bu Fang.
Namun, Xiao Xiaolong hanya berkerut dan mengecap bibirnya. Dia menjawab, "Betul Nasi Goreng Telur ini adalah suatu masakan yang sangat lezat, tapi sebenarnya mengertikah kamu nilai sebuah kristal?"
"Sebuah kristal dapat membantu seorang kultivator melaksanakan tugasnya, tapi dapatkah Nasi Goreng Telurmu melakukan hal yang sama? Nilainya benar–benar berbeda! Namun, saya harus mengakui bahwa Nasi Goreng Telurmu benar–benar sangat lezat!"
Bu Fang menaikkan alisnya terkejut. Dia tidak pernah berpikir Xiao Xiaolong akan memberikan alasan seperti itu. Walaupun terdengar logis, dia tetaplah berpikir, "Apakah bencong ini mencoba makan lalu kabur?!"
Sewaktu Bu Fang akan menjawab, wajah Xiao Xiaolong yang berkulit putih tiba–tiba berubah menjadi merah. Seluruh tubuhnya mulai memancarkan cahaya, sepertinya ada peningkatan energi dalam jumlah besar yang bersirkulasi dalam tubuhnya.
"Burp~~"
Wajah Xiao Xiaolong kembali normal setelah bersendawa, tapi ekspresinya ketika menatap Bu Fang terlihat aneh dan penuh gairah.
Suaranya bahkan bergetar…
"Katakan… Katakan padaku, apa bahan dan bumbu… yang ada dalam Nasi Goreng Telurmu?!"